MarketNews.id- Tirta Mahakam Resources (TIRT), akan mengganti bisnis utamanya dari industri kayu lapis menjadi perusahaan pelayaran. Pasalnya, manajemen TIRT menilai bisnis kayu lapis tidak lagi memberikan prospek usaha yang menjanjikan.
Guna menjaga kelangsungan usaha dan menciptakan nilai tambah bagi kepentingan para pemegang saham, maka perseroan menjajal bisnis pengangkutan komoditas sumber daya alam terutama berupa Batu bara dan Bauksit.
Sebagai langkah awal, anak usaha Harita Jayaraya ini akan membeli 20 unit atau 10 set armada kapal tunda senilai Rp162,09 miliar dari perusahaan terafiliasi.
Menariknya, Harita Jayaraya, perusahaan milik Lim Gunawan Hariyanto selaku pengendali perseroan telah menyatakan akan memberikan pinjaman senilai Rp200 miliar untuk pembelian armada tersebut dan modal kerja.
“Pembelian aset kapal senilai Rp180 miliar dan Rp20 miliar untuk modal kerja,” tulis manajemen TIRT dalam keterangan resmi dikutip Jumat 22 Agustus 2025.
Pinjaman ini sebenarnya bagian dari fasilitas yang diberikan Harita Jayaraya senilai Rp1 triliun pada tanggal 21 Agustus 2023. Pada tanggal 30 Juni 2025, saldo pinjaman kepada pengendali perseroan sebesar Rp791,57 miliar.
Menurut taksiran manajemen perubahan kegiatan usaha ini akan mulai terlihat hasilnya pada semester II 2025. Perseroan diproyeksikan mampu membukukan pendapatan sebesar Rp29, 209 miliar dengan laba bersih sebesar Rp9, 865 miliar pada semester II 2025.
Lebih lanjut, pada tahun 2026, kinerja keuangan Perseroan diproyeksikan meningkat dengan estimasi pendapatan mencapai Rp104,03 miliar dan laba bersih sebesar Rp33,834 miliar.
Namun rencana itu baru dapat dilaksanakan setelah mendapat restu Harita Jayaraya dkk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa(RUPSLB) pada tanggal 25 September 2025.
Selain meminta restu perubahan kegiatan usaha dan pinjaman serta pembelian aset kapal, pemodal TIRT diminta persetujuan perubahan susunan pengurus perseroan.
Abdul Segara