Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / EXCL Alami Rugi Bersih Rp1,222 Triliun Di Semester I 2025

EXCL Alami Rugi Bersih Rp1,222 Triliun Di Semester I 2025

MarketNews.id- XL Smart Telecom Sejahtera (EXCL), membukukan pertumbuhan pendapatan 11,76 persen secara tahunan menjadi Rp19,094 triliun pada akhir Juni 2025.

Bila dirinci, pendapatan dari jasa GSM mobile dan jaringan komunikasi berupa data dan layanan digital naik meningkat 10,1 persen secara tahunan menjadi Rp17,464 triliun.

Bahkan pendapatan jasa interkoneksi dan jasa komunikasi lainnya melonjak 167,8 persen secara tahunan menjadi Rp999,8 miliar.

 Tapi pendapatan layanan percakapan dan SMS turun 22,1 persen secara tahunan menjadi Rp375,2 miliar. Senasib, pendapatan dari layanan managed services dan teknologi informasi amblas 28,5 persen secara tahunan menjadi Rp255,7 miliar.

Namun perusahaan hasil gabungan antara XL Axiata dan Smartfren Telecom ini justru menderita rugi sebelum pajak penghasilan sedalam Rp1.314 triliun pada akhir Juni 2025. Kondisi ini memburuk dibanding akhir Juni 2024 yang tercatat laba sebelum pajak Rp1,338 triliun.

Pemicunya, beban usaha bengkak 31,2 persen secara tahunan menjadi Rp18,569 triliun. Ditambah biaya keuangan naik 21,2 persen secara tahunan menjadi Rp1,866 triliun.

Presiden Direktur EXCL, Rajeev Sethi melaporkan rugi bersih Rp1,222 triliun pada semester I 2025. Kondisi ini memburuk dibanding semester I 2024 yang membukukan laba bersih Rp1,024 triliun.

Dampaknya, saldo laba belum ditentukan penggunaanya berkurang 24,7 persen  dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp7,127 triliun pada akhir Juni 2025.

Namun total ekuitas meningkat 27,09 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp33,377 triliun pada akhir Juni 2025. Pendongkraknya, tambahan modal disetor Rp26,825 triliun yang berasal dari nilai pengabungan usaha Rp11,4 triliun.

Sementara itu, jumlah kewajiban jangka pendek naik 37,1 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp28,819 triliun pada akhir Juni 2025. Demikian juga dengan jumlah kewajiban jangka panjang naik 31,6 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp51,2 triliun pada akhir Juni 2025.

Abdul Segara

Check Also

Yanuar Rizki Ingatkan Pemeriksaan Dugaan Manipulasi Pasar Saat Proses Divestasi BBCA

MarketNews.id-Proses divestasi saham Bank Central Asia (BBCA), oleh BPPN pada tahun 2000-2001 silam kembali ungkit. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *