MarketNews.id-Cakra Buana Resources Energi (CBRE), tengah mencari dana untuk membeli kapal jenis pipe-laying and lifting vessel bekas buatan 2012 senilai USD100 juta milik Hilong Shipping Holding Limited.
Manajemen CBRE mengungkapkan, bahwa pembelian kapal ini akan perluas bidang usaha perseroan ke kegiatan lepas pantai dan energi kelautan, sebab saat ini armada laut perseroan hanya bulk carrier.
“Kapal milik pihak bukan terafiliasi ini memiliki kapasitas angkut 40.612 gross tonnage dan 12.183 net tonnage dengan dilengkapi crane berkapasitas 3000 metric ton yang memungkinkan penangkutan dan penanganan muatan berat skala besar,”tulis manajemen CBRE.
Kapal ini dipercaya dapat mendukung aktivitas konstruksi ditengah laut, mendukung pengeboran migas lepas pantai, dan mendukung pembangunan instalasi pembangkit listrik tenaga angin di lepas pantai.
Adapun pun sumber pendanaan berasal dari kas perseroan, fasilitas pembiayaan dari pihak ketiga dan atau perbankan.
Tapi jika melihat kas perseroan hanya Rp3,133 miliar ditamba piutang usaha Rp15,3 miliar. maka pembiayaan pihak ketiga dan perbankan menjadi sumber utamanya.
Sehingga CBRE menutupi utang kepada pihak ketiga atau bank dan modal kerja dengan menawarkan 48 miliar saham.
Jelasanya, emiten pelayaran milik Suganto Gunawan ini akan melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue,
Mengutip keterangan resmi CBRE pada tanggal 19 Agustus 2025, tertera jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 48 miliar bernominal Rp25 per lembar.
Jumlah saham ini terbilang berkurang dibanding pengumuman CBRE tanggal 5 Juni 2025 terkait right issue dengan menerbitkan 68 miliar.
Saat itu CBRE mengundang pemodalnya untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa(RUPSLB) pada tanggal 15 Juli 2025 guna meminta restu right issue. Tapi RUPSLB itu ditunda sampai batas waktu umumkan kemudian.
CBRE kembali mengundang pemodalnya menghadiri RUPSLB pada tanggal 25 September 2025 guna minta restu right issue. Dalam undangan kali ini pun terdapat perubahan penggunaan dana hasil right issue menjadi pembayaran sebagian utang kepada pihak ketiga, modal kerja dan penambahan armada. Sedangkan dalam rencana semula hanya untuk modal kerja dan penambahan armada.
RUPSLB itu juga minta restu pemodal untuk membeli kapal yang nilainya 1.376 persen lebih tinggi dari ekuitas perseroan sebesar Rp117,1 miliar per 31 Desember 2024.
Pada agenda berikutnya, pemodal diminta persetujuan penambahan kegiatan baru yakni angkutan laut luar negeri untuk barang umum dan angkutan perairan lainnya.
Abdul Segara