MarketNews.id- Bumi Resources Minerals (BRMS), akan membayar utang senilai USD123 juta kepada Bank Mega dengan dana hasil fasilitas utang baru yang akan mencapai USD500 juta dari sindikasi perbankan nasional dan luar negeri.
Mengutip laporan keuangan BRMS semester I 2025 bahwa utang kepada Bank MEGA itu diperoleh pada tanggal 23 Mei 2025 berbunga 9,75 persen per tahun hingga jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sejak ditarik.
Direktur BRMS, Herwin Wahyu Hidayat mengatakan, pinjaman dari Bank Mega itu guna pembiayaan memulai pemboran bawah tanah tambang emas di Palu tapi tidak sampai selesai.
“Jadi perlu dana tambahan seperti buat portal atau pintu masuk ke tambang bawah tanah dan alat berat dan bangun tunel yang berasal dari utang baru senilai USD 200 juta,” kata Herwin dalam ‘Emiten Corner Reliance Sekuritas’ secara daring dikutip Senin 18 Agustus 2025.
Ia melanjutkan, tambang bawah tanah di Palu diharapkan rampung selesai 2027, Seiring dengan peningkatan kapasitas produksi smelter dari 500 ons menjadi 2.000 ons per hari.
Dia juga menyatakan perseroan juga membutuhkan dana senilai USD100 juta untuk massif drilling campaign tambang tembaga di Gorontalo demi peningkatan cadangan tembaganya. Targetnya agar mendapat kepastian jenis tembaga.
“Apakah seperti Tembaga pura dan Batu Hjau, kalau itu luar biasa,” kata dia.
Sementara ini, jelas dia, perseroan telah mengeduk 2 lubang saja tapi hasilnya luar biasa. Setiap pemboran dapat mineralisasi.
“ makanya Agoes Projosasmito dan Anthoni Salim sangat gembira, pak agus sudah 2 -3 kali datang ke Gorontalo jadi komitmennya terlihat sekali,” ungkap dia.
Ia menargetkan akan terus mengeruk selama 2 tahun ke depan. Sehingga dapat umumkan berapa cadangan tembaganya dengan skema Joint Ore Reserves Committee (JORC).
“Langkah ini untuk menjawab pertanyan produksi tembaga BRMS, saya perlu punya pabrik smelter tembaga dulu. Nah untuk punya pabrik tembaga perlu tahu dulu berapa cadangan tembaga di tambang Gorontalo,” papar dia.
Selain untuk menutup ketiga kebutuhan itu, Herwin juga menyebut butuh USD85 juta guna eksplorasi tambang di Aceh dan Banten.
“Jadi total pinjamannya USD500 juta akan kami umumkan awal bulan depan, dengan pinjaman itu, kami pastikan tambang bawah tanah kami siap beroperasi pada tahun 2027 dengan kandungan emas lebih tinggi 4,9 gram per ton,” kata dia.
Ia menyatakan fasilitas pendanaan sekitar USD500 juta dari konsorsium Bangkok Bank, Permata dan BCA.
“ Tak jauh jauh dari lingkungan Grup Salim,” terang dia.
Abdul Segara