MarketNews.id-Goto Gojek Tokopedia (GOTO), membukukan peningkatan pendapatan 10,3 persen secara tahunan menjadi Rp8,5 triliun pada akhir Juni 2025.
Bila dirinci, pendapatan jasa pengiriman meningkat 3,3 persen secara tahunan menjadi Rp2,75 triliun. Bahkan pendapatan dari pinjaman melonjak 146,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,64 triliun.
Tapi pendapatan imbalan jasa merosot 6,1 persen secara tahunan menjadi Rp2,74 triliun. Senasib, pendapatan lain lain menyusut 12,01 persen secara tahunan menjadi Rp769,8 miliar.
Walau jumlah biaya dan beban dapat ditekan sedalam 7,7 persen secara tahunan menjadi Rp8,73 triliun. Tapi GOTO masih mengalami rugi usaha Rp171,59 miliar pada akhir Juni 2025. Nilai rugi menyusut 90,09 persen dibanding akhir Juni 2024 yang menyentuh Rp1,72 triliun.
Sejalan, rugi sebelum pajak penghasilan turut berkurang 82,7 persen dibanding akhir Juni 2024 sisa Rp499,47 miliar pada akhir Juni 2025.
Direktur Utama GOTO, Sugito Walujo melaporkan rugi bersih sedalam Rp580,01 miliar pada akhir Juni 2025. Nilai kerugian ini juga berkurang 78,5 persen dibanding akhir Juni 2024 yang menyentuh Rp2,69 triliun.
Dampaknya, akumulasi rugi atau defisit kian dalam 0,28 persen dibanding akhir tahun 2024 menyentuh Rp214,72 triliun pada akhir Juni 2025.
Dengan nilai defisit ini, GOTO menjadi emiten paling dalam defisitnya di antara 950 emiten di BEI.
Pada gilirannya, kerugian itu turut mengikis total ekuitas 4,2 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp29,194 triliun pada akhir Juni 2025.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 2,3 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp13,124 triliun pada akhir Juni 2025.
Patut dicermati, arus kas digunakan untuk operasi selama 6 bulan 2025 sebesar Rp612,05 miliar. Kas setara kas pun menyusut 7,3 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp17,779 triliun pada akhir Juni 2025.
Abdul Segara