MarketNews.id- Merdeka Copper Gold (MDKA), alami penyusutan pendapatan sedalam 7,2 persen secara tahunan menjadi USD502,1 juta pada kuartal I 2025.
Pemicunya, nilai ekspor emas, perak, katoda tembaga, NPI, nikel matte, dan bijih nikel kepada pihak ketiga turun 52,8 persen secara tahunan menjadi USD134,25 juta.
Tapi penjualan hasil tambang mineral sejenis ke pasar dalam negeri pihak ketiga naik 44,3 persen secara tahunan menjadi USD368,89 juta. Bahkan pendapatan lain lain naik 52 persen secara tahunan menjadi USD1,838 juta.
Namun beban pokok dapat ditekan sedalam 12,4 persen secara tahunan menjadi USD444,47 juta. Sehingga laba kotor terkerek 73,4 persen secara tahunan menjadi USD57,6 juta.
Seirama, laba usaha naik 111,7 persen secara tahunan menjadi USD43,4 juta. Sehingga emiten tambang mineral milik Edwin Soeryadjaya dkk ini dapat meraih laba sebelum pajak senilai USD10,478 juta pada kuarta I 2024. Membaik dibanding kuartal I 2024 yang mencatat rugi sebelum pajak penghasilan USD8,1 juta.
Sayangnya, beban pajak penghasilan melonjak 618,1 persen secara tahunan menjadi USD7,9 juta. dampaknya, laba periode berjalan sisa USD2,508 juta.
Direktur Utama MDKA, Albert Saputro melaporkan rugi bersih sedalam USD3,736 juta pada akhir Maret 2025. Nilai tersebut berkurang 80 persen dibanding kuartal I 2024 yang menembus USD15,228 juta.
Akibatnya, saldo laba berkurang 1,8 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD201,12 juta pada akhir Maret 2025.
Pada gilirannya, total ekuitas turut tergerus 0,13 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD2,912 miliar pada akhir kuartal I 2025.
Pada sisi lain, jumlah kewajiban berkurang 2,6 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD2,258 miliar pada akhir Maret 2025.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2025 MDKA telah audit yang diunggah pada laman BEI, Selasa 1 Juli 2025.
Abdul Segara