MarketNews.id-Bukit Asam (PTBA), membukukan peningkatan pendapatan 4,08 persen secara tahunan menjadi Rp20,4 triliun pada akhir Juni 2025.
Penopangnya, penjualan batu bara meningkat 4,1 persen secara tahunan menjadi Rp20,1 triliun. Senada, pendapatan dari aktivitas lainnya naik 38,1 persen secara tahunan menjadi Rp326,6 miliar.
Namun biaya produksi bengkak 12,3 persen secara tahunan menjadi Rp18,2 triliun. Berapa pos pemberatnya, jasa penambangan meningkat 22 persen secara tahunan menjadi Rp6,1 triliun. Jasa angkutan batu bara turut tumbuh 6,8 persen secara tahunan menjadi Rp4,6 triliun. Bahkan biaya bahan bakar dan pelumas melonjak 132,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,9 triliun.
Dampaknya, laba kotor terpangkas 35,2 persen secara tahunan menjadi Rp2,2 triliun. Bahkan, laba usaha amblas 63,6 persen secara tahunan sisa Rp914,6 miliar.
Demikian juga dengan laba sebelum pajak penghasilan anjlok 59,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,095 triliun.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail melaporkan laba bersih Rp833,04 miliar pada semester I 2025. Nilai laba itu turun 59 persen dibanding semester I 2024 yang mencapai Rp2,0232 triliun.
Akibatnya, laba per saham terpuruk ke Rp72 per lembar pada akhir Juni 2025. Sedangkan akhir Juni 2024 senilai Rp177 per helai.
Adapun saldo laba belum dicadangkan berkurang 50 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp2,9 triliun pada akhir Juni 2025.
Pada gilirannya, total ekuitas menyusut 12,8 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp19,7 triliun pada akhir Juni 2025.
Pada sisi lain, jumlah kewajiban bertambah 19,3 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp22,8 triliun pada akhir Juni 2025.
Abdul Segara