Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Jumlah IPO Semester I 2025 Hanya Sepertiga IPO Semester I 2024

Jumlah IPO Semester I 2025 Hanya Sepertiga IPO Semester I 2024

MarketNews.id- OJK dan BEI, terlihat kian ketat menyaring calon perusahaan yang layak mengalang dana melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO).

Hal itu terlihat dari daftar perusahaan yang masih menunggu pernyataan pra dan efektif dari Otoritas OJK tersisa 4 perusahaan dari 16 perusahaan. Sedangkan 8 dari 16 perusahaan telah mendapat pernyataan efektif IPO. Sehingga terdapat 4 perusahaan dicoret regulator.

Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, terdapat 3 pemicu perusahaan tersebut dicoret dari daftar calon emiten.

“Pertama, perusahaan itu melakukan pembaruan data atau informasi. Jadi mereka memutuskan menyusun prospektus kembali  dengan laporan keuangan periode telah audit,” kata dia kepada media, Selasa 8 Juli 2025.

Kedua, menurut Nyoman bahwa perusahaan membutuhkan waktu untuk memberi penjelasan terkait permintaan informasi tambahan oleh OJK.

“Alasan ketiga memang di tolak oleh bursa,” ungkap  dia.   

Namun demikian, Nyoman masih optimis pada semester II ini akan banyak antrain calon emiten seiring dengan rampungnya audit laporan keuangan kuartal II 2025 sebagai dasar penyusunan prospektus IPO.

“Melihat data historis dalam 2 tahun belakangan pada semester II terdapat 45-47 perusahaan submit dokumen IPO ke bursa,” cerita dia.

BEI telah mencatatkan 16 saham perusahaan baru sampai dengan awal Juli 2025. Jumlah ini turun dibanding semester I 2024 telah mencatatkan 25 saham perusahaan baru.

Menanggapi fakta itu, Nyoman bilang memiliki strategi untuk menjaring perusahaan IPO tahun ini.

“ BEI senantiasa melakukan kegiatan pengembangan/edukasi yang berkelanjutan untuk memastikan informasi dan kesiapan terkait IPO betul-betul dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan,” jelas dia berapa waktu lalu.

Ia menceritakan, BEI secara aktif mendampingi perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan dengan skala aset besar – baik swasta, BUMN, maupun BUMD – dalam mempersiapkan IPO.

“Pendampingan dilakukan melalui berbagai inisiatif seperti go public workshop, coaching clinic, one-on-one meeting, dan networking event yang mempertemukan pelaku usaha dengan profesi penunjang pasar modal,”jelas dia.

Selain itu, kata dia,   BEI tengah menyusun kajian strategis mengenai IPO yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai narasumber. Pihak-pihak tersebut mencakup grup usaha besar, perusahaan potensial IPO, investor institusi maupun ritel, serta lembaga pemerintah.

“Kajian ini bertujuan untuk memahami minat perusahaan berskala besar terhadap IPO, menggali tantangan dan ekspektasi pelaku usaha, serta menyusun rekomendasi terkait perbaikan regulasi dan penguatan infrastruktur pasar,” Tutur Nyoman.”

Abdul Segara

Check Also

Uni-Chamr Indonesia (UCID) Rugi Bersih Rp6,2 Miliar Di Semester I 2025

MarketNews.id- Uni-Chamr Indonesia (UCID) mengalami penyusutan pendapatan sedalam 14,3 persen secara tahunan menjadi Rp4,269 triliun …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *