MarketNews.id-Barito Renewables Energy (BREN), melaporkan pertumbuhan pendapatan konsolidasian 3,4 persen secara tahunan USD300 juta pada akhir Juni 2025.
CEO Barito Renewables, Hendra Soetjipto Tan menjelaskan, kinerja itu didorong oleh pemulihan produksi panas bumi pasca pemeliharaan tidak terencana di Darajat pada tahun lalu serta kontribusi penuh dari unit Salak Binary yang baru beroperasi.
Hal ini berhasil mengimbangi penurunan produksi dari segmen angin. EBITDA meningkat sebesar 4,4 persen secara tahunan, didukung oleh inisiatif efisiensi biaya yang berkelanjutan. Marjin EBITDA juga meningkat menjadi 86,3 persen, mencerminkan fokus berkelanjutan Perseroan terhadap keunggulan operasional dan pengendalian biaya yang efektif.
“ Laba bersih tumbuh sebesar 11,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, didorong oleh penurunan beban bunga sebagai hasil dari negosiasi yang sukses dengan Bangkok Bank Limited pada tahun lalu,” papar dia dalam keterangan resmi, Kamis 31 Juli 2025.
Jelasnya, BREN meraup laba bersih senilai USD65,4 juta pada akhir Juni 2025. Sehingga laba per saham turut terkerek ke USD0,00049 per lembar pada akhir Juni 2025. Sedangkan akhir Juni 2024 setara USD0,00043 per helai.
Laba tersebut dapat menambah saldo laba tidak ditentukan penggunaanya 10,8 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD615,11 juta pada akhir Juni 2025.
Sedangkan total aset tercatat sebesar USD 3,772 miliar. Total liabilitas menurun menjadi USD 2,957 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan total utang sedalam 3,1 persen menjadi USD 2.057 miliar. Dengan demikian, rasio utang bersih terhadap ekuitas membaik menjadi 1,95 X.
Hendra menegaskan BREN akan memperluas portofolio energi terbarukannya dan mendukung target jangka panjang transisi energi Indonesia.
“ Perseroan terus mencatat kemajuan dalam pengembangan unit panas bumi baru di Salak dan Wayang Windu, yang ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada akhir 2026,” kata dia.
“Selain itu, dia bilang program retrofit ( peningkatan) juga sedang berjalan di Salak, Wayang Windu, dan Darajat, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi pembangkit, memperpanjang umur aset, dan mengoptimalkan output dari infrastruktur yang ada.
“Perseroan juga memperkirakan kinerja yang lebih baik dari segmen angin pada paruh kedua tahun ini, seiring dengan meningkatnya kecepatan angin secara musiman. Dengan ketersediaan sumber daya yang lebih baik, segmen angin diharapkan dapat memberikan kontribusi produksi yang lebih optimal dalam portofolio energi Perseroan pada kuartal-kuartal mendatang.” Pungkas dia.
Abdul Segara