MarketNews.id- Trimitra Trans Persada, salah satu perusahaan dengan penerima manfaat akhir Djoko Susanto tengah melakukan penawaran umum perdana salam atau initial public offering (IPO).
Mengutip prospektus pemegang merek B-Log ini pada laman e-IPO, Sabtu 21 Juni 2025, terdapat berapa perusahaan yang menjadi ‘saudara’ karena memiliki penerima manfaat akhir yang sama.
Pertama, Sumber Alfaria Trijaya (AMRT). Kedua, Primanua Cemerlang Lestari. Ketiga, Alfindo Sumber Makmur. Keempat, Perkasa Internusa Mandiri.
Tak heran, B Log melayani jasa pendistrsibusian dan pengakutan barang pada perusahaan terafiliasi seperti perjanjian dengan Midi Utama Indonesia (MIDI) dengan jangka waktu sampai 1 Januari 2028.
Selain itu terdapat 2 penjanjian pemberian jasa sejenis kepada perusahaan milik Joko Susanto lainnya.
Hal itu juga tergambar dari pendapatan tahun 2024 sebesar Rp1,079 triliun. Bila dirinci, 88,2 persen dari total pendapatan berasal dari pihak terafiliasi.
Pada periode yang sama tercatat beban pokok pendapatan Rp871,87 miliar. Sehingga laba kotor Rp207,55 miliar. Adapun laba bersih tercatat Rp111,86 miliar.
Namun saldo laba berkurang 73,59 persen secara tahunan sisa Rp89,242 miliar pada akhir tahun 2024.
Pasalnya, pembagian dividen interim tunai sebesar Rp 3.162 per saham atau sebesar Rp 99.994.866.660.
Dividen interim yang dibagikan akan diperhitungkan dengan dividen akhir tahun buku 2024. Kebijakan itu berdasarkan Keputusan Direksi tanggal 12 Juli 2024 dan 27 September 2024.
Pembagian dividen interim 2024 itu telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 18 Maret 2025. Dalam, RUPS tersebut juga memutuskan pembagian dividen dari saldo laba ditahan tahun 2016-2023 sebesar Rp49,997 miliar.
Dividen itu mengalir ke Sigmantara Alfindo, perusahaan milik Djoko Susanto sebesar 61 persen dari total pembayaran. Sisanya, 35 persen dividen kepada Dua Mitra Inti Selaras perusahaan milik Maickel Tian dan Danny Albert Tian. Lalu, empat persen dari dividen mengalir ke Wiraguna Sejahtera Abadi perusahaan milik Eva Setiaty Gunawan dan Lisa Gunawan.
Sedangkan kepada investor IPO, manajemen B Log menyatakan kebijakan dividen akan mempertimbangkan kebutuhan modal kerja masa akan datang, kebutuhan pengembangan usaha, dan posisi laba rugi.
“Jika terjadi kerugian bersih, maka hal itu akan menjadi pertimbangan RUPS untuk tidak membagikan dividen,” kutipan prospektus IPO B-Log.
Abdul Segara