Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / DOID Derita Kerugian USD67 Juta Di Kuartal I 2025

DOID Derita Kerugian USD67 Juta Di Kuartal I 2025

MarketNews.id-BUMA Internasional Grup (DOID) mengalami penurunan pendapatan sedalam 17,6 persen secara tahunan menjadi USD351,88 juta pada kuartal I 2025. Bahkan, rugi bersih kian bengkak 252 persen secara tahunan sentuh USD67,02 juta.

Direktur BUMA International Group, Iwan Fuad Salim menyampaikan, kinerja kuartal pertama 2025 dipengaruhi oleh tantangan operasional besar yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berada di luar kendali.

”Kami menghadapi tantangan ini dengan respons yang cepat dan tegas di Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat, melalui penerapan kebijakan alokasi modal yang lebih disiplin, implementasi program efisiensi di seluruh grup, serta percepatan peningkatan produktivitas di area-area kunci,” tulis dia dalam keterangan resmi dikutip Jum’at 27 Juni 2025.

Iwan bilang, gangguan operasional sepanjang kuartal berdampak signifikan terhadap kinerja produksi, dengan volume overburden removal turun 26 pesen secara tahunan menjadi 101 juta BCM.

Senasib, jelas dia, produksi batu bara turun 17 persen menjadi 18 juta ton. Penurunan volume ini menyebabkan penurunan pendapatan sebesar 17 persen menjadi USD352 juta.

Selain penurunan produksi, biaya Ramp-Up, yang sebagian besar bersifat tetap, di lokasi-lokasi pertumbuhan Grup, juga menekan profitabilitas, dan berkontribusi pada penurunan EBITDA sebesar 82 persen menjadi USD14 juta.

” Akibatnya, Grup mencatatkan rugi bersih sebesar USD70 juta pada kuartal ini, dibandingkan kerugian sebesar USD19 juta pada periode yang sama tahun lalu,” ungkap dia.

Sehingga DOID mengalami defisit atau akumulasi kerugiaan sedalam USD10,598 juta pada akhir Maret 2025. Pada giliranmya, ekuitas terpangkas sedalam 43 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD110,85 juta pada akhir Maret 2025.

Namun demikian, Iwan menyakinkan bahwa likuiditas yang tetap kuat di tengah tekanan terhadap pendapatan. Hal itu terlihat dari kas sebesar USD231 juta, naik 9 persen dibandingkan akhir 2024.

Disamping itu, Ia juga memiliki kabar baik lainnya yakni adanya peningkatan produktivitas alat, meskipun masih ada tantangan dari cuaca ekstrem.

”Produksi di lokasi ramp-up utama Grup mengalami kemajuan, dan Persada Kapuas Prima (PKP) telah mulai beroperasi pada Juni, yang diharapkan dapat berkontribusi pada pemulihan volume di paruh kedua 2025.” pungkas dia.

Abdul Segara

Check Also

Uni-Chamr Indonesia (UCID) Rugi Bersih Rp6,2 Miliar Di Semester I 2025

MarketNews.id- Uni-Chamr Indonesia (UCID) mengalami penyusutan pendapatan sedalam 14,3 persen secara tahunan menjadi Rp4,269 triliun …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *