MarketNews.id- Chandra Daya Investasi (CDIA), perusahaan infrastruktur milik Prajogo Pangestu melaporkan lonjakan laba bersih sebesar 16.918 persen secara tahunan menjadi USD30,633 juta pada tahun 2024.
Sedangkan pendapatan hanya naik 36 persen secara tahunan menjadi USD102,25 juta pada akhir tahun 2024.
Dengan beban pendapatan bengkak 32,3 persen secara tahunan menjadi USD91.789 juta. Maka laba kotor naik 65,07 persen secara tahunan menjadi USD10,465 juta.
Menariknya, pendapatan keuangan melonjak 1.900 persen secara tahunan menjadi USD20,5 juta. Ditambah pendapatan dari aset keuangan USD11,2 juta. Pos ini nihil pada tahun 2023. Dua pos itu menjadi penopang utama lompatan laba sebelum pajak 1.550 persen secara tahunan menjadi USD33,4 juta.
CDIA mengincar investor pasar modal Rp2,1 triliun –Rp2,3 triliun melalui penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO).
Mengutip prospektus pada laman e-IPO, Kamis 19 Juni 2025, bahwa dana hasil IPO digunakan untuk keperluan pembuatan tangki penyimpanan, pipa saluran ethylene dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya senilai Rp1,5 triliun. Sedangkan sisanya, Rp871,7 miliar untuk pembelian kapal dan pembiayaan operasional.
Rencana IPO ini dapat berjalan jika OJK menerbitkan pernyataan efektif penawaran 12.482.937.500 saham baru bernominal Rp10 per lembar saham baru pada tanggal 30 Juni 2025. Bila sesuai jadwal itu, CDIA akan melakukan penawaran umum pada tanggal 2-4 Juli 2025.
Dengan demikian, porsi saham Chandra Asri Pasific (TPIA) akan menyusut dari 66,67 persen menjadi 60 persen. Demikian juga dengan porsi kepemilikan Phoenix Power akan turun menjadi 30 persen dari 33,33 persen saham CDIA. Sisanya, 10 persen dipegang investor IPO.
Untuk diketahui, TPIA juga dengan penerima manfaat akhir Prajogo Pangestu. Sedangkan, Phoenix Power milik Electrcity Generating Public Company Limited.
Abdul Segara