MarketNews.id- Sinarmas Multiartha (SMMA), mengalami penyusutan pendapatan sedalam 3,5 persen secara tahunan menjadi Rp6,03 triliun pada kuartal I 2025.
Pasalnya, pendapatan penjaminan asuransi menciut 0,78 persen secara tahunan menjadi Rp3,943 triliun. Senada, pendapatan bunga dan bagi hasil menyusut 7,4 persen secara tahunan menjadi Rp1,344 triliun.
Demikian juga dengan pendapatan administrasi dan komisi merosot 5,02 persen secara tahunan menjadi Rp189,6 miliar. Bahkan, lini bisnis penjualan mata uang asing anjlok 56,9 persen secara tahunan sisa Rp87 miliar.
Namun emiten jasa keuangan grup Sinarmas ini, dapat menurunkan beban 8,4 persen secara tahunan menjadi Rp5,602 triliun. Sehingga laba sebelum pajak melonjak 221,8 persen secara tahunan menjadi Rp428,32 miliar.
Direktur Utama SMMA, Burhanuddin Abdullah melaporkan laba bersih sebesar Rp435,3 miliar pada kuartal I 2025. Nilai tersebut melonjak 284 persen dibanding kuartal I 2024 yang tercatat Rp113,2 miliar.
Alhasil, laba bersih per saham terkerek ke level Rp68 per lembar pada akhir Maret 2025. Sedangkan akhir Maret 2024 berada di level Rp18 per helai.
Laba tersebut juga menambah saldo laba tidak ditentukan penggunaanya 2,3 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp19,431 triliun pada akhir Maret 2025.
Pada gilirannya, total ekuitas turut meningkat 1,19 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp25,534 triliun pada akhir Maret 2025.
Pada sisi lain, jumlah kewajiban berkurang 3,04 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp89,188 triliun pada akhir Maret 2025.
Pemicunya, simpanan menyusut 10,4 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp39,348 triliun. Bahkan, nilai efek efek yang dijual dengan janji beli kembali kepada pihak ketiga anjlok 88,5 persen dibanding akhir tahun 2024 sisa Rp101,65 miliar.
Abdul Segara