Home / Korporasi / BUMN / Pelaku Pasar Harap Otoritas Bursa Cermati Laporan Keuangan Kuartal I 2025 PTBA

Pelaku Pasar Harap Otoritas Bursa Cermati Laporan Keuangan Kuartal I 2025 PTBA

MarketNews.id- Pelaku pasar menilai terdapat kejanggalan dalam laporan keuangan Bukit Asam (PTBA) kuartal I 2025 terutama pos beban bahan bakar.

Pasalnya, pos bahan bakar dan pelumas melonjak 170,2 persen secara tahunan menjadi Rp935,04 miliar. Pos ini menjadi pos beban paling tinggi kenaikannya secara persentase diantara pos lain.

Tapi dari sisi nilai,  pos jasa pertambangan naik 26,3 persen secara tahunan menjadi Rp2,637 triliun. Demikian juga dengan jasa angkutan batu bara tumbuh 14,2 persen secara tahunan menjadi Rp2,328 triliun.

Dampaknya, biaya produksi bengkak 11,52 persen secara tahunan menjadi Rp8,911 triliun.

Walau Bukit Asam (PTBA) membukukan pertumbuhan pendapatan 5,8 persen secara tahunan menjadi Rp9,958 triliun pada kuartal I 2025. Tapi laba kotor terpangkas 26,2 persen secara tahunan menjadi Rp1,047 triliun.

Sedangkan laba usaha turun 53,3 persen secara tahunan menjadi Rp442,8 miliar. Sejalan, laba sebelum pajak penghasilan amblas 51,5 persen secara tahunan menjadi Rp518,11 miliar. Laba bersih anjlok 50 persen menjadi Rp391,47 miliar pada kuartal I 2025.

Pengamat Pasar Modal, Satrio Utomo meminta hal itu menjadi perhatian BPK, OJK, BEI, KPK dan kementerian BUMN.

“PTBA hanya menaikan produksi 7 persen. Apakah kenaikan produksi 7 persen bisa membuat bahan bakar membengkak seperti itu, apa yang sedang dilakukan manajemen PTBA? Menimbun BBM?, Ganti supplier BBM? @KPK_RI?”kutipan  unggahan  Satrio dalam media sosialnya dikutip Senin 5 Mei 2025.

Sebagai pembanding dengan emiten sejenis, AADI melaporkan pendapatan turun 11,4 persen secara tahunan menjadi USD1,164 miliar pada kuartal 1 2025. Tapi beban pokok pendapatan turun 7,2 persen  secara tahunan menjadi USD817.02 juta.   

Bumi Resources (BUMI) mengalami penyusutan penjualan batu bara  1,7 persen secara tahunan menjadi USD285,46 juta pada kuartal I 2025. Tapi beban pengupasan dan penambangan hanya  tumbuh 7,2 persen secara tahunan menjadi USD222,27 juta.

Indika Energy (INDY) mengalami penyusutan penjualan batu bara sedalam 22,2 persen secara tahunan menjadi USD405,25 juta pada kuartal I 2025. Sejalan, beban pokok kontrak dan penjualan turun 10,1 persen secara tahunan menjadi USD425,87 juta.
Menariknya, pos bahan bakar turut turun 12,5 persen secara tahunan menjadi USD28,97 juta.

Abdul Segara

Check Also

TPIA Membalikan Kerugian USD47,5 Juta Menjadi Laba Sebesar USD1,272 Miliar Di Semester I 2025.

MarketNews.id-Chandra Asri Pacific (TPIA), harus menguras kas bersih sedalam USD35,848 juta untuk aktivitas operasi sepanjang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *