MarketNews.id- Bumi Resources (BUMI), membukukan pertumbuhan pendapatan 11,89 persen secara tahunan menjadi USD348,77 juta pada akhir Maret 2025.
Bila dirinci, penjualan emas kepada pihak ketiga melonjak 205 persen secara tahunan menjadi USD60,577 juta. Senada, penjualan batu bara ke pasar dalam negeri meningkat 10,2 persen secara tahunan menjadi USD92,592 juta.Tapi nilai ekspor batu bara kepada pihak ketiga menyusut 6,7 persen secara tahunan menjadi USD192,86 juta.
Dari lini usaha batu bara terjadi menyusutan penjualan 9 persen secara tahunan menjadi 16,7 juta ton. Seirama, harga jual rata-rata batubara turun 14 persen secara tahunan menjadi USD64,9/ton. Strip ratio juga turun 8 persen.
Walau beban pokok pendapatan bengkak 3,1 persen secara tahunan menjadi USD297,52 juta. Tapi laba kotor tetap naik 131,8 persen secara tahunan menjadi USD51,248 juta.
Demikian juga dengan beban usaha menggembung 109 persen secara tahunan menjadi USD23,334 juta.Tapi laba usaha tetap melonjak 170 persen secara tahunan menjadi USD27,914 juta.
Namun laba sebelum pajak penghasilan menyusut 12,5 persen secara tahunan menjadi USD28,637 juta. Salah satu pos penekannya, rugi lain lain bersih sedalam USD6,5 juta akibat penghapusan aset tetap. Pos ini nihil pada kuartal I 2024. Apalagi setoran laba entitas asosiasi anjlok 57,1 persen secara tahunan sisa USD9 juta.
Kian tertekan, manfaat pajak penghasilan anjlok 95 persen secara tahunan sisa USD2,1juta. Dampaknya, laba periode setelah pajak penghasilan turun 58,9 persen secara tahunan sisa USD30,814 juta.
Direktur Utama BUMI, Adika Nuraga Bakrie melaporkan laba bersih senilai USD17,866 juta pada kuartal I 2025. Nilai tersebut amblas 74,6 persen dibanding kuartal I 2024 yang menembus USD67,639 juta.
Akibatnya, laba per saham dasar melorot ke level USD0,05 per lembar pada akhir Maret 2025. Sedangkan akhir Maret 2024 berada di level USD0,18 per helai.
Namun demikian, laba tersebut dapat mengurangi defisit 0,78 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD2,265 miliar pada akhir Maret 2025.
Pada gilirannya, total ekuitas turut terkerek 1,01 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD2,893 miliar pada akhir Maret 2025.
Abdul Segara