Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / IPO Lagi Ketat, Waspadai Saham Backdoor Listing

IPO Lagi Ketat, Waspadai Saham Backdoor Listing

MarketNews.id-Pasar modal Indonesia satu tahun belakangan ini disemarakan aksi korporasi backdoor listing atau aksi pengambilalihan perusahaan tercatat di bursa oleh perusahaan tertutup. Namun investor perlu jeli memilih saham backdoor listing layak dijadikan sasaran investasi.

Menurut investor kawakan, Andry Hakim,  sejak pengetatkan saringan perusahaan mencari modal melalui IPO ( initial public offering) oleh regulator. Dampaknya,  ada berapa petualang pasar modal mengubah modusnya mencari cuan melalui backdoor listing.

“Kami sambut baik sikap OJK yang memperketat syarat IPO. Kemarin saja ada 4 perusahaan  teman saya yang ingin IPO tapi tidak lolos,” kata dia dalam podcast The Overpost dikutip Rabu 28 Mei 2025.

Lebih lanjut, Andry menyatakan dengan maraknya backdoor listing membuat insting sebagai investor menjajal peruntungan di berapa saham tersebut. Tapi, rencana mendulang cuan dari berapa saham backdoor listing tak semuanya berjalan mulus.

“Contonya MENN, setelah di backdoor listing pengendali barunya kabur semua, sekarang saham itu sudah dikuasai investor publik,” kenang  investor muda dengan aset hingga ratusan miliar rupiah hasil mendulang dari saham backdoor listing seperti PANI.

Melihat pengendali menjual saham MENN, dia pun buru buru ikut kabur sembari mengingatkan peserta didiknya untuk mewaspadai saham tersebut.

Dia mengaku sempat diinterogasi oleh OJK selaku pengawas pasar modal terkait  berinvestasi pada saham MENN saat awal rencana backdoor listing.

“Saya hanya spekulasi saja.  Justru saya malah menyelamatkan orang dengan menyarankan jual MENN,” ungkap dia ketika diintegrasi oleh OJK.

Andry melanjutkan bahwa untuk memilih saham backdoor listing harus melihat fundamental perusahaan yang akan menjadi pengendalinya. Selain itu, tak kalah penting siapa pemilik perusahaannya.

“Pemiliknya harus dikenal dan  memiliki rekam jejak. Nah kalau MENN siapa pemilik barunya yang ada enam PT tapi jualan semua,” ingat dia.

Sekedar menginggatkan, Michael Halim Mulyanto, Edrick Pramana, dan Agus Mulyanto tidak lagi menjadi pengendali dari Menn Teknologi Indonesia (MENN), setelah ketiga menjual saham milik 960,9 juta atau 67 persen porsi saham kepada  enam pihak  pada tanggal 19 Februari 2025.

Enam pihak tersebut terdiri dari Penajam Makmur Jaya, Negara Maju Makmur, Sarjana Sama Indah, Kalimantan Sejahtera Indonesia, Kalimantan Indah Kedepan, dan Sarana Majemuk Indonesia. Adapun penerima manfaat akhir setelah transaksi tertera  Sarah Sartika Putri.  

Bila melihat wahana transaksi salah satu anggota bursa, pada tanggal 19 Februari 2025. Telah terjadi transaksi di pasar negosiasi senilai Rp20,1 miliar atas 1 miliar saham MEN dengan harga rata rata Rp20 per lembar.

Tak lama berselang, MENN melaporkan Djoni, investor asal Jambi membeli 180 juta saham atau 12,55 persen porsi saham MENN. Transaksi ini terjadi pada harga Rp27 perlembar pada tanggal 11 Maret.

Selain Djoni, porsi saham Jora Nilam Judge juga meningkat dari 16 persen menjadi 31,81 persen pada bulan April 2025. Sedangkan 6 perusahaan pembeli awal tak lagi tercatat sebagai pemegang saham.

Abdul Segara

Check Also

TPIA Membalikan Kerugian USD47,5 Juta Menjadi Laba Sebesar USD1,272 Miliar Di Semester I 2025.

MarketNews.id-Chandra Asri Pacific (TPIA), harus menguras kas bersih sedalam USD35,848 juta untuk aktivitas operasi sepanjang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *