MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal
Related Articles
MarketNews.id- Pertamina Geothermal Energy (PGEO), mengalami penyusutan pendapatan sedalam 1,75 persen secara tahunan menjadi USD101,5 juta pada kuartal I 2025.
Pasalnya, penjualan uap dan listrik menciut 2,1 persen secara tahunan menjadi USD96,649 juta. Tapi penjualan dari production allowances pihak ketiga tumbuh 6,8 persen secara tahunan menjadi USD4,858 juta.
Sayangnya, beban pokok pendapatan dan beban langsung bengkak 6,7 persen secara tahunan menjadi USD43,251 juta. Dampaknya, laba kotor terpangkas 7,3 persen secara tahunan menjadi USD58,2 juta.
Senasib, laba usaha menyusut 5,01 persen secara tahunan menjadi USD55,339 juta. Demikian juga dengan laba sebelum beban pajak penghasilan turun 34,1 persen secara tahunan menjadi USD45,163 juta.
Direktur Utama PGEO, Yulfi Hadi melaporkan laba bersih senilai USD31,373 juta pada kuartal I 2025. Nilai tersebut amblas 33,9 persen dibanding kuartal I 2024 yang mencapai USD47,511 juta.
Akibatnya, laba per saham dasar melorot ke level USD0,0008 per lembar pada akhir kuartal I 2025. Sedangkan akhir kuartal I 2024 berada di level USD0,0011 per helai.
Namun laba tersebut dapat menambah saldo laba belum ditentukan penggunaannya 18,9 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD195,98 juta pada akhir Maret 2025.
Pada gilirannya, total ekuitas turut meningkat 1,59 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD2,04 miliar pada akhir Maret 2025.
Pada gilirannya, jumlah kewajiban berkurang 0,3 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD985,21 juta pada akhir Maret 2025.
Sedangkan rasio keuangan penting seperti rasio lancar 4,47 kali, ROA 4 persen; ROE 4 persen; Ebitda terhadap pendapatan 83 persen.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2025 tanpa audit anak usaha Pertamina yang diunggah pada laman BEI dkutip Senin 28 April 2025.
Abdul Segara
