MarketNews.id- GTS Internasional (GTSI), membukukan pertumbuhan pendapatan 5,6 persen secara tahunan menjadi USD8,01 juta pada akhir Maret 2025.
PLN Energi Primer Indonesia, pemberi pekerjaaan pengankutan gas alam cair menjadi penyumbang 98,8 persen dari total pendapatan emiten pelayaaran milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto ini.
Menariknya, beban pokok pendapatan menyusut 13,6 persen secara tahunan menjadi USD5,035 juta. Sehingga laba kotor terkerek 70,2 persen secara tahunan menjadi USD2,98 juta.
Walau total beban usaha bengkak 39,2 persen secara tahunan menjadi USD1,504 juta. Tapi laba usaha tetap naik 117,6 persen menjadi USD1,476 juta. Senada, laba sebelum pajak final dan pajak penghasilan badan melonjak 168,04 persen secara tahunan menjadi USD1,879 juta.
Direktur Utama GTSI, Gembong Primadjaya melaporkan laba bersih senilai USD1,591 juta pada kuartal I 2025. Hasil itu naik 42,6 persen dibanding periode sama tahun 2024 senilai USD1,115 juta.
Alhasil, laba per saham terdongkrak ke level USD0,0001 per lembar pada akhir kuartal I 2025. Sedangkan akhir kuartal I 2024 berada di level USD0,00007 per helai.
Laba itu juga dapat menambah saldo laba belum ditentukan penggunaannya 414 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD1,976 juta pada akhir Maret 2025.
Pada gilirannya, total ekuitas turut meningkat 2,5 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD68,097 juta pada akhir Maret 2025.
Pada sisi lain, jumlah kewajiban berkurang 2,3 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD45,54 juta pada akhir Maret 2025.
Dari sisi likuiditas, GTSI membukukan kenaikan kas dan setara kas 10,1 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD27,178 juta pada akhir Maret 2025.
Abdul Segara