Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PP Properti (PPRO) Alami Defisit Rp1,9 Triliun. Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha Emiten Ini.

PP Properti (PPRO) Alami Defisit Rp1,9 Triliun. Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha Emiten Ini.

MarketNews.id-PP Properti (PPRO), mengalami penyusutan penjualan sedalam 53,4 persen secara tahunan sisa Rp458,5 miliar pada tahun 2024.

Pemicunya, anak usaha PTPP ini mencatatkan nihil atas pos penjualan tanah. Sedangkan pos ini tahun 2023 mencapai Rp563,57 miliar.

Senasib, pendapatan properti seperti dari hotel, biaya layanan penyewa dan sewa turun 11 persen secara tahunan menjadi Rp178,37 miliar.

Tapi penjualan rumah susun tumbuh 16,6 persen secara tahunan menjadi Rp245,72 miliar.  Bahkan penjualan rumah melonjak 325 persen secara tahunan menjadi Rp34,407 miliar.

Walau beban pokok penjualan turun 53,3 persen secara tahunan menjadi Rp434,45 miliar. Tetap saja rugi kotor bengkak 50,8 persen secara tahunan menjadi Rp84,634 miliar.

Senasib, rugi sebelum pajak penghasilan menyusut 15,01 persen secara tahunan menjadi Rp1,087 triliun.

Sehingga Direktur Utama PPRO, Andek Prabowo, melaporkan rugi bersih sedalam Rp1,089 triliun pada tahun 2024. Nilai tersebut menyusut 14,8 persen dibanding rugi bersih tahun 2023 yang mencapai Rp1,279 triliun.

Dampaknya, defisit atau akumulasi kerugian menukik 113,08 persen secara tahunan sentuh Rp1,944 triliun.

PPRO juga harus mencatat kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi sedalam Rp866,56 miliar sepanjang tahun 2024.

Pasalnya, penerimaan dari pelanggan Rp682,81 miliar, Tapi pada saat yang sama pembayaran kepada pemasok mencapai Rp1,386 triliun, pembayaran direksi dan karyawan Rp48,993 miliar, pembayaran beban keuangan Rp199,38  miliar dan pajak Rp15,948 miliar.

Dua pos negatif tersebut memicu Akuntan Publik pemeriksa laporan keuangan PPRO tahun 2024 mengungkapkan ketidakpastian material yang terkait dengan kelangsungan usaha.

“Kondisi tersebut berserta hal lain dalam catatan 49 mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan PPRO dalam mempertahankan kelangsungan usahanya,”tulis Akuntan Publik Jul Edy Siahaan dari KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dalam laporan auditnya tanggal 5 Maret 2025.

Sebenarnya dalam catatan 49, manajemen PPRO telah menulis 4 rencana manajemen dalam mengatasi kondisi tersebut.

Pertama, penguatan model bisnis melalui project based clustering, asset recycling program, dan efisiensi operasional. Kedua,  pengembangan aset pada potensi pasar tertentu yang cenderung low cost dengan capital expenditure yang lebih fleksibel.

Ketiga, penyesuaian nilai aset untuk memberikan harga yang lebih kompetitif. Keempat, PPRO telah melakukan restrukturisasi utang-utangnya.

Abdul Segara

Check Also

Menteri ESDM Cek Langsung Stok Dan Kualitas BBM Di Baubau Sulteng

MarketNews.id- Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Pertamina Patra Niaga memastikan kesiapan distribusi energi, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *