MarketNews.id- Perusahan Rokok Tjap Gudang Garam (GGRM) mengalami penyusutan pendapatan sedalam 17,07 persen secara tahunan menjadi Rp98,655 triliun pada akhir tahun 2024.
Pemicunya, penjualan sigaret kretek mesin turun 9,79 persen secara tahunan menjadi Rp86,621 triliun. Bahkan, pendapatan konstruksi anjlok 87,3 persentase secara tahunan sisa Rp1,57 triliun.
Namun penjualan sigaret kretek tangan tumbuh 0,68 persen secara tahunan menjadi Rp9,366 triliun.
Walau biaya pokok pendapatan turun 14,47 persen secara tahunan menjadi Rp89,275 triliun. Tapi laba kotor tetap amblas 35,7 persen secara tahunan menjadi Rp9,379 triliun.
Kian tertekan, beban usaha bengkak 4,9 persen secara tahunan menjadi Rp7,69 triliun.
Dampaknya, laba usaha anjlok 74,4 persen secara tahunan sisa Rp1,904 triliun.
Presiden Direktur GGRM, Susilo Wonowidjojo melaporkan, laba bersih Rp980,8 miliar pada tahun 2024. Hasil itu longsor 81,5 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai Rp5,324 triliun.
Akibatnya, laba per saham dasar melorot ke level Rp510 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp2.767 per helai.
Pada gilirannya, laba bersih tersebut masih dapat mendongkrak saldo laba belum dicadangkan 1,7 persen secara tahunan menjadi Rp60,734 triliun. Selain itu, total ekuitas turut terkerek 1,7 persen secara tahunan menjadi Rp61,916 triliun pada akhir tahun 2024.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 27,11 persen secara tahunan menjadi Rp23,022 triliun pada akhir tahun 2024. GGRM memiliki kas dan setara kas Rp3,7 triliun pada akhir tahun lalu.
Akuntan Publik Tohana Widjaja dari KAP Siddharta Widjaja & Rekan menyematkan opini secara wajar dalam semua hal yang material dari penyajian laporan keuangan tahun 2024 GGRM.
Abdul Segara