MarketNews.id- AKR Corporindo (AKRA), alami penyusutan pendapatan sedalam 7,97 persen secara tahunan menjadi Rp38,729 triliun pada akhir tahun 2024.
Pemicunya, pendapatan dari perdagangan Bahan Bakar Minyak(BBM) kepada pihak ketiga menyusut secara tahunan menjadi Rp28,932 triliun. Senasib, penjualan tanah kawasan industri dan lainnya turun 44,3 persen secara tahunan menjadi Rp1,195 triliun.
Tapi pendapatan dari perdagangan dan distribusi kimia dasar dan lainnya kepada pihak ketiga tumbuh 4,02 persen secara tahunan menjadi Rp6,598 triliun.
Senada, pendapatan dari jasa logistic meningkat 20,06 persen secara tahunan menjadi Rp1,077 triliun.
Walau beban pokok penjualan dan pendapatan menyusut 6,3 persen secara tahunan menjadi Rp35,22 triliun. Tapi laba kotor tetap melorot 21,5 persen secara tahunan menjadi Rp3,509 triliun.
Bahkan, laba usaha longsor 27,5 persen secara tahunan menjadi Rp2,578 triliun.
Demikian juga dengan laba sebelum pajak final dan pajak penghasilan merosot 23,02 persen secara tahunan menjadi Rp2,838 triliun.
Presiden Direktur AKRA, Haryanto Adikoesoemo melaporkan, laba bersih Rp2,225 triliun pada tahun 2024. Hasil itu menyusut 19,9 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai Rp2,78 triliun.
Dampaknya, laba per saham yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dasar melorot ke level Rp112,73 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp140,87 per helai.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2024 telah audit AKRA pada laman BEI dikutip Kamis 20 Maret 2025.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 13,5 persen secara tahunan menjadi Rp18,484 triliun pada akhir tahun 2024.
Pada sisi lain, total ekuitas meningkat 4,1 persen secara tahunan menjadi Rp14,623 triliun pada akhir Desember 2024.
Abdul Segara