MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal
Related Articles
MarketNews.id- Bank Central Asia (BBCA), alokasikan kas sebesar Rp1 triliun guna mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal Indonesia yang stabil, menjaga stabilitas perdagangan saham di pasar modal dalam kondisi volatilitas tinggi dan meningkatkan kepercayaan investor.
Caranya, emiten bank milik keluarga Hartono tersebut akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham telah dikeluarkan sebanyak-banyaknya tidak melebihi 20 persen dari jumlah saham.
Selain itu, BBCA perlu memperhatikan batasan minimal saham beredar yakni 7,5 persen dari jumlah saham diterbitkan.
BBCA telah menunjuk BCA Sekuritas untuk membeli kembali saham perseroan dengan harga yang dianggap wajar dengan maksimal harga pembelian sebesar Rp9.200 per lembar.
Aksi ini direncanakan mulai tanggal 26 Maret sampai dengan 24 Juni 2025. Tapi periode buyback bisa dipercepat dengan memperhatikan POJK No. 13/2023 dan POJK No. 29/2023.
Bila semua dana buyback digunakan maka ROE akan menyusut 2,9 basis poin menjadi 24,53 persen dari 24,56 persen. Asumsi ini menggunakan laporan keuangan 31 Desember 2024.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama BBCA, Armand Wahyudi Hartono menilai bahwa pergerakan saham BBCA masih tergolong stabil.
“ Hargam saham BCA masih stabil. Jadi BCA belum berencana buyback,” kata Armand di gedung BEI, Rabu 12 Maret 2025.
Bila mengacu pada data idxmobile, BBCA telah turun 10,3 persen dalam tiga bulan perdagangan bursa. Turun 8,75 persen secara tahunan. Tapi terhitung naik 64,12 persen dalam lima tahun belakangan.
Namun kondisi berubah, BBCA mulai melorot sejak perdagangan tanggal 13 Maret 2025. Saat itu BBCA dibuka pada level 9.150 dan ditutup pada level 8.300.
BBCA melanjutkan tren turun hingga sempat sentuh level 7.265 pada perdagangan tanggal 24 Maret 2025. Sehari kemudian, BBCA mengumumkan rencana buyback.
Abdul Segara
