MarketNews.id-Unilever Indonesia (UNVR) mengalami penyusutan penjulan bersih 9,06 persen secara tahunan menjadi Rp35,138 triliun pada akhir tahun 2024.
Sejalan, persediaan pun menumpuk 3,42 persen secara tahunan menjadi Rp2,505 triliun. pasalnya, bahan baku meningkat 10,2 persen secara tahunan menjadi Rp829,64 miliar.
Ditambah, barang dalam proses melonjak 40,2 persen secara tahunan menjadi Rp115,49 miliar. Demikian juga dengan suku cadang yang naik 29,5 persen secara tahunan menjadi Rp149,75 miliar.
Tapi barang jadi berkurang 5,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,483 triliun pada akhir tahun 2024.
Walau harga pokok penjualan dapat ditekan 5,1 persen secara tahunan menjadi Rp18,418 triliun. Tapi laba kotor tetap tergerus 12,56 persen secara tahunan menjadi Rp16,719 triliun.
Seiring, laba usaha turun 29,03 persen secara tahunan menjadi Rp4,414 triliun. selanjutnya, laba sebelum pajak penghasilan amblas 29,8 persen secara tahunan menjadi Rp4,35 triliun.
Akhirnya, Presiden Direktur UNVR, Benjie Yap Unilever Indonesia melaporkan laba bersih UNVR sebesar Rp 3,368 Triliun turun 29,8 persen dibanding tahun 2023 yang tercatat Rp4,8 triliun.
Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level Rp88 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp126 per helai.
Mengutip laporan keuangan UNVR tahun 2024 telah audit tercantum jumlah kewajiban Rp13,896 triliun. Nilai itu bertambah 4,6 persen dibanding akhir tahun 2023 yang tercatat Rp13,282 triliun.
Pada sisi lain, total ekuitas berkurang 36,4 persen secara tahunan menjadi Rp2,149 triliun pada akhir tahun 2024.
Abdul Segara