MarketNews.id- Multi Sarana Nasional akan menjadi pembeli siaga Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue Habco Trans Maritima (HATM).
HATM akan menerbitkan 1.68 miliar saham baru bernominal Rp50 per lembar atau setara 24 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan harga pelaksanaan right issue Rp300- Rp320 per helai maka emiten pelayaran itu akan meraup dana Rp504 miliar- Rp537,6 miliar.
Namun pemegang saham pengendali HATM akan mengalihkan semua HMETD-nya kepada Multi Sarana nasional. Bahkan selaku pembeli siaga, calon investor baru perseroan itu telah menyatakan menebus semua HMETD yang tidak dilaksanakan pemiliknya.
“Sehubungan dengan komitmen tersebut, Multi Sarana Nasional menyatakan sanggup dan memiliki kecukupan dana yang dibuktikan dengan adanya surat pernyataan tertanggal 13 Februari 2025,” tulis manajemen HATM.
Sebagai imbalannya, Multi Sarana Nasional bakal memegang 19,35 persen porsi saham HATM. Sedangkan porsi saham Habco Primatama akan menyusut menjadi 66,35 persen dari 82,27 persen.
Oleh HATM, dana hasil right issue ini akan peruntukan bagi pelunasan pinjaman dan/atau belanja modal Perseroan.
Bila melihat laporan keuangan HATM tahun 2024 telah audit, tercantum utang bank jangka pendek Rp125 miliar. Ditambah, utang usaha jangka pendek Rp57,432 miliar, dan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Rp55,859 miliar.
Selain itu, HATM juga memiliki utang bank jangka panjang Rp159,9 miliar.
Walau rencana ini telah mendapat restu RUPSLB pada tanggal 18 Desember 2024. Tapi aksi ini harus menunggu lampu hijau dari OJK yang diharapkan efektif pada 7 April 2025.
Investor yang berminat ikut menebus HMETD wajib tercantum pada Daftar Pemegang Saham (DPS) HATM pada tanggal 17 April 2025. Saat itu, setiap 25 saham lama mendapat 6 HMETD.
Setiap 1 HMETD itu dapat ditebus menjadi saham HMETD dengan harga pelaksanaan mulai 22-28 April 2025.
Untuk diketahui, laba HATM anjlok 28,7 persen secara tahunan menjadi Rp141,53 miliar pada tahun 2024. Akibatnya, laba per saham dasar melorot ke level Rp20,22 per helai pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp28,31 per helai.
Padahal pendapatan naik 30,08 persen secara tahunan menjadi Rp748,19 miliar. Tapi beban pokok pendapatan bengkak 59,4 persen secara tahunan menjadi Rp539,17 miliar.
Abdul Segara