MarketNews.id-Dharma Satya Nusantara (DSNG), mencatatkan kenaikan laba bersih 35,6 persen secara tahunan menjadi Rp1,142 triliun pada tahun 2024.
Sehingga laba per saham terkerek ke level Rp107,78 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp79,23 per helai.
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara, Andrianto Oetomo menyatakan, peningkatan laba ini didorong oleh pertumbuhan penjualan sebesar 6,5 persen secara tahunan menjadi Rp10,1 triliun.
“Segmen bisnis kelapa sawit masih menjadi penyumbang utama pendapatan Perseroan dengan kontribusi sebesar 87 persen,”tulis Oetomo dalam keterangan resmi dikutip Jumat 28 Februari 2025.
Ia menambahkan, Kenaikan penjualan ditopang peningkatan harga rata-rata penjualan (average selling price/ASP) Crude Palm Oil (CPO) sepanjang tahun 2024 akibat produksi yang rendah.
Oetomo mengakui, terjadi penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan perseroan sedalam 7 persen secara tahunan dari 2,2 juta ton menjadi 2,1 juta ton pada tahun 2024.
Senasib TBS yang dibeli dari pihak eksternal turun sedalam 23 persen secara tahunan telah menyebabkan jumlah TBS yang diproses berkurang sedalam 12 persen.
Namun karena tingkat rendemen atau Oil Extraction Rate/OER meningkat 3 persen menjadi 23,9 persen, maka penurunan produksi CPO menjadi 9 persen secara tahunan pada level 602 ribu ton, dengan Free Fatty Acid (FFA) yang semakin rendah di 2,86 persen. Hal itu menjadikan CPO Perseroan produk yang premium.
“Pada saat yang sama terjadi peningkatan meningkatnya permintaan konsumsi dalam negeri termasuk implementasi program biodiesel B-35,” ungkap dia.
Selain itu, kata dia, efisiensi biaya operasional, terutama dari penurunan harga pupuk di segmen kelapa sawit menjadi pendongkrak laba.
“Tahun 2024 merupakan tahun yang menantang. Fenomena El Nino yang terjadi sejak Juni 2023 hingga April 2024 yang lalu memengaruhi produktivitas perkebunan kelapa sawit pada tahun 2024, sehingga berdampak pada penurunan produksi CPO. Namun, kondisi ini justru mendorong kenaikan ASP karena pasokan CPO yang berkurang,”papar dia.
Lebih lanjut, dia membeberkan segmen usaha kayu mencatatkan peningkatan penjualan 7 persen secara tahunan menjadi Rp1,15 triliun. Tapi segmen ini terpaksa membukukan kerugian sebesar Rp 16 milyar pada tahun 2024.
Sedangkan bisnis Energi Terbarukan (Renewable Energy/RE), DSNG mencatatkan penjualan sebesar Rp182,8 miliar dari penjualan cangkang sawit (palm kernel shells/PKS).
Terakhir, Oetomo melaporkan total aset tumbuh 7,6 persen secara tahunan menjadi Rp17,4 triliun.
“ Penopangnya, berasal dari tambahan investasi strategis senilai Rp 1,3 Triliun pada entitas asosiasi yaitu REA Kaltim.” Pungkas dia.
Abdul Segara