MarketNews.id- Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), mencatatkan pertumbuhan hak bagi hasil 7,4 persen secara tahunan menjadi Rp17,409 triliun pada akhir tahun 2024.
Ditambah pendapatan usaha lainnya naik 32,1 persen secara tahunan jadi Rp5,556 triliun pada akhir Desember 2024.
Walau beban usaha bengkak 14,7 persen secara tahunan menjadi Rp11,793 triliun. Menariknya, beban cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan nonproduktif turun 27,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,893 triliun.
Sehingga laba usaha meningkat 22,3 persen secara tahunan menjadi Rp9,278 triliun. Tapi BRIS mengeluarkan zakat senilai Rp232,06 miliar dan beban pajak Rp2,044 triliun.
Akhirnya, Direktur Utama BRIS, Hery Gunardi melaporkan laba bersih Rp7,005 triliun pada akhir tahun 2024. Hasil itu tumbuh 22,8 persen dibanding akhir tahun 2023 yang terbilang Rp5,703 triliun.
Alhasil, laba per saham dasar dan dilusian terkerek ke level Rp151,88 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp123,65 per helai.
Mengutip laporan keuangan BRIS tahun 2024, telah audit tercantum jumlah pembiayaan Rp117,12 triliun. Nilai tersebut naik 29,99 persen dibanding tahun 2023 yang tercatat Rp90,097 triliun.
Sedangkan total piutang Murabahah, Istishna, dan Ijarah tumbuh 5,8 persen secara tahunan menjadi Rp144,46 triliun pada akhir tahun 2024.
Pada sisi lain, jumlah simpanan wadiah tumbuh 9,7 persen secara tahunan menjadi Rp74,427 triliun. Sehingga total aset meningkat 15,5 persen secara tahunan menjadi Rp408,61 triliun pada akhir tahun 2024.
Patut dicermati rasio keuangan penting seperti NPF bruto 1,9 persen; NPF neto 0,5 persen; CAR 21,4 persen; ROA 2,49 persen; dan ROE 17,77 persen.
Abdul Segara