Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Masmindo Tunjuk Macmahon Sebagai Kontraktor Jasa Penambangan Emas Senilai USD463 Juta

Masmindo Tunjuk Macmahon Sebagai Kontraktor Jasa Penambangan Emas Senilai USD463 Juta

MarketNews id- Masmindo Dwi Area, anak usaha Indika Energy (INDY) menunjuk   Macmahon Holding Limited (ASX: MAH) sebagai kontraktor jasa pertambangan untuk proyek emas Awak Mas yang berlokasi di Sulawesi Selatan.

Sekretaris Perusahaan INDY, Adi Pramono menjelaskan, penunjukan jasa kontrak pertambangan ini merupakan strategi untuk dapat menjalankan proyek emas Awak Mas mulai pertengahan tahun 2025.

“Nilai yang disepakati untuk Kontrak Jasa Pertambangan adalah sebesar USD463 juta untuk jangka waktu 7  tahun, dengan opsi dapat diperpanjang untuk 5 tahun,” tulis Adi dalam keterangan resmi dikutip, Senin 13 Januari 2025.

Sedangkan dalam keterangan resmi Macmahon selaku perusahaan tercatat bursa Australia bahwa perkerjaan yang dibebankan kepadanya antara lain pengeboran, pemuatan, pengangkutan, dan pengembangan lokasi tambang.

CEO Managing Director Macmahon, Michael Finnegan mengatakan, membutuhkan modal kerja awal senilai USD17 juta untuk membeli peralatan tambang.

“Penggunaan modal kerja  ini termasuk dalam target modal pertumbuhan saat ini sebesar USD30 juta per tahun,” tulis Michael dalam keterangan tertulis.

Sebelumnya, Direktur INDY, Purbaja Pantja menilai bahwa potensi pendapatan dari Masmindo Dwi Area besar.

Ia bilang  dengan cadangan 1,5 juta ons emas   dan   harga rata rata emas USD2000 per ons maka muncul  angka USD3 miliar yang diraih sampai akhir masa tambang.

“Kita juga tidak menapikan cadangan baru dengan melakukan eksplorasi,” kata dia.

Purbaja melanjutkan bahwa biaya produksi Masmindo sebesar USD1.000 per ons emas.

“Jika melihat harga emas USD2.600 an per ons maka  keuntungannya masih  cukup besar,” tutur dia.  

Sedangkan Direktur Utama Masmindo,  Trisakti Simorangkir menyampaikan, perkembangan rencana proyek penambangan emas Awak Mas yang dikelola oleh perseroan di Desa Ranteballa, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

“Hingga saat ini proses kompensasi lahan tersisa masih terus berjalan dan menuju tahap akhir sehingga rencana produksi yang sebelumnya pada tahun 2025, diperkirakan akan mundur di tahun 2026,” ujar Trisakti dalam audiensi dengan Fakrulloh pada Kamis, 1 Agustus 2024 bertempat di kantor Gubernur Sulawesi Selatan.

Abdul Segara

Check Also

Pertamina Raih Penghargaan Internasional Bidang Investor Relations

MarketNews.id- PT Pertamina (Persero) kembali meraih penghargaan tingkat internasional, kali ini di ajang The Global …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *