MarketNews.id- Manajemen Garuda Indonesia (GIAA), mengakui tengah melakukan pembicaraan awal dengan Pelita Air untuk bergabung atau merger.
Namun baru sebatas penyusunan kajian awal dan diskusi dengan kuasa pemegang saham mayoritas yakni Kementerian BUMN. Adapun kajian itu udara di Indonesia.
“Perseroan memandang positif dan akan mendukung penuh rencana merger tersebut. Yang tentunya akan dilandasi dengan kajian yang menyeluruh dan prudent terhadap masa depan bisnis dan kinerja perseroan,” tulis manajemen GIAA atas pertanyaan BEI dikutip Kamis 9 Januari 2025.
Seperti diketahui, Kementerian BUMN tengah merancang merger antara kedua maskapai pelat merah itu.
Saat ini, Pelita Air merupakan anak usaha Pertamina. Sementara ini, Anak usaha GIAA, Citilink mencatatkan utang usaha kepada Pertamina senilai Rp3,414 triliun dan USD5,078 juta.
Nilai tersebut berdasarkan restrukturisasi pada tanggal 8 Desember 2023. Citilink dan Pertamina sepakat memperpanjang jatuh tempo utang tersebut sampai dengan 15 tahun dengan bunga 5,5 persen per tahun.
Selisih nilai restrukturisasi utang dan nilai wajarnya terdapat keuntungan senilai USD33,9 juta yang dibukukan sebagai laba rugi tahun 2023.
Citilink mencatatkan, amortisasi dampak restrukturisasi utang senilai USD1,553 juta.
Abdul Segara