MarketNews.id- Perusahaan perusahaan milik Prajogo Pangestu tak lagi menjadi emiten dengan nilai dividen terbesar di mata Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal itu terungkap dari hasil evaluasi BEI atas Indeks pemberi dividen terbesar atau dikenal IDXHIDIV20 yang diumumkan pada tanggal 24 Januari 2025.
Jelasnya, BEI mencoret saham induk usaha perusahaan milik Prajogo Pangestu yakni BRPT( Barito Pacific) dan saham anak usahanya, TPIA ( Chandra Asia Pacific) dari konstituen IDXHIDIV20.
Selain dua saham tersebut, BEI juga mengeluarkan saham saham milik konglomerat lainnya seperti INKP (Indah Kiat Pulp & Paper) milik Jackson Wijaya Limantara. Anthoni Salim pun harus merelakan saham ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur) keluar dari indeks utama itu.
BEI juga mencoret AMRT, KLBF dan SMGR dari IDXHIDIV20.
Sebagai gantinya, BEI memasukan ACES (Aspira Hidup Indonesia), AKRA (AKR Corpindo), BNGA (Bank CIMB Niaga), JPFA (Japfa Comfeed Indonesia), PGAS (Perusahaan Gas Negara, dan SIDO ( Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul ) sebagai anggota baru indeks tersebut.
Adapun emiten yang bertahan menjadi dalam daftar IDXHIDIV20 antara lain ADRO, ANTM, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, INDF, ITMG, TLKM, UNTR, dan UNVR.
Daftar baru IDXHIDIV20 berlaku periode efektif 5 Februari- 4 Agustus 2025 dan periode efektif jumlah saham perhitungan indeks periode 5 Februari-5 Mei 2025.
Seperti diketahui, IDXHIDIV20 mulai diluncurkan pertengahan Mei 2018 dengan cara pemilihan anggotannya melalui 3 tahapan.
Pertama, BEI memilih saham dari emiten yang rutin membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dengan rata rata nilai transaksi harian di pasar reguler untuk periode 3, 6, 12 bulan terakhir masing masing lebih dari Rp1 miliar.
Kemudian dipilih emiten rata rata yield dividen ( persentase imbal hasil investasi) dengan memperhitungkan rata rata nilai transaksi di pasar reguler untuk periode 3,6 dan 12 bulan terakhir disertai perhitungan kapitalisasi pasar free float pada periode evaluasi.
Seleksi terakhir, operator pasar modal akan memilih 20 emiten dengan metode Capped Dividend Yield Adjusted Free Float Market Capitalization Wieghted.
Artinya, indeks ini menggunakan kapitalisasi pasar free float sebagai bobot dengan penyesuaian dividen yield. Sebagai catatan, bobot saham paling tinggi satu saham hanya 15 persen.
Abdul Segara