MarketNews.id-Delta Dunia Makmur (DOID), mengalami penyusutan pendapatan sedalam 1,02 persen secara tahunan menjadi USD1,349 miliar pada akhir September 2024.
Direktur Utama DOID, Ronald Sutardja menjelaskan perseroan menghadapi gangguan operasional dipicu peningkatan curah hujan di Indonesia 38 persen dan Australia, 53 persen.
“Inisiatif pemulihan setelah hujan (recovery after rain) yang efektif membatasi penurunan pengupasan tanah (OB),” jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat 20 Desember 2024.
Terlebih bebab pokok pendapatan bengkak 3,1 persen secara tahunan menjadi USD1,218 miliar. Dampaknya, laba kotor melorot 28,1 persen secara tahunan menjadi USD130,87 juta.
Walau beban usaha hingga beban lain lain dapat ditekan 0,817 persen secara tahunan. Tapi emiten jasa pertambangan itu mengalami rugi sebelum pajak sedalam USD15,122 juta pada ahkir kuartal III 2024. Angka itu memburuk dibanding akhir September 2023 yang membukukan laba sebelum pajak penghasilan senilai USD34,889 juta.
Akhirnya, Ronald Sutardja harus mengakui DOID menderita rugi bersih sedalam USD13,961 juta sepanjang 9 bulan 2024. Kondisi ini memburuk dibanding periode sama tahun lalu yang tercatat laba bersih senilai USD21,662 juta.
Dampaknya, saldo laba berkurang 14,04 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi USD104,02 juta pada akhir September 2024.
Sedangkan jumlah kewajiban berkurang 11,4 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi USD1,418 miliar. Dengan jumlah kewajiban sebesar itu, maka rasio Utang Bersih/EBITDA yang sehat sebesar 2,17x.
Pada sisi lain, total ekuitas turun 9,9 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi USD245,07 juta pada akhir kuartal III 2024.
Abdul Segara