MarketNews.id-Bursa Efek Indonesia (BEI), layangkan surat peringatkan pertama kepada Solusi Sinergi Digital (WIFI) karena lalai menyampaikan laporkan keuangan periode 9 bulan 2024.
Dimata BEI, WIFI melakukan perubahan rencana penyampaian laporan keuangan Interim untuk periode yang berakhir 30 September 2024. Tapi penyampaiannya melebihi batas Waktu yang telah ditetapkan BEI.
Jelasnya, WIFI menyampaikan telah menunjuk Soaduon Tampubolon, Akuntan Publik dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Anwar dan rekan untuk memeriksa laporan keuangan periode 9 bulan perseroan
“Bersama ini kami sampaikan bahwa audit atas laporan keuangan PT Solusi Sinergi Digital Tbk tanggal 30 September 2024 saat ini sedang dalam pelaksanaan,” tulis Soaduon Tampubolon, CPA pada tanggal 23 Oktober 2024.
Namun penugasan itu dibatalkan ditengah jalan karena WIFI melayangkan surat Pembatalan atas Penyampaian Rencana Audit atas Laporan Keuangan untuk Periode yang Berakhir pada 30 September 2024.
“Perseroan akan menyampaikan Laporan Keuangan Interim Yang Tidak Diaudit sesuai dengan masa tenggat waktu sesuai peraturan yang berlaku yaitu selambat lambatnya pada 31 Oktober 2024,” tulis Direktur Utama WIFI, Yune Marketatmo pada tanggal 29 November 2024.
Nyatanya, laporan keuangan kuartal III 2024 terunggah pada laman BEI pada tanggal 1 November 2024. Dengan kata lain telah melewati batas waktunya yakni 31 Oktober 2024.
Bila melihat laporan keuangan itu tercantum tanggal 30 Oktober 2024 sebagai tanggal penandatangan oleh direksi penanggungjawabnya.
Dalam laporan keuangan tersebut, WIFI mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 505 Miliar, dimana mengalami kenaikan 46 persen jika dibandingkan dengan Kuartal III Tahun 2023 yaitu sebesar Rp 345 miliar.
Tidak hanya itu, laba bersih meningkat menjadi Rp 159 miliar pada kuartal III 2024 atau naik sebesar 355 persen jika dibandingkan dengan Kuartal III 2023 sebesar Rp 35 miliar.
Keberhasilan ini didorong oleh adanya pertumbuhan pendapatan yang signifikan pada Kuartal III 2024 di segmen utama, yaitu Segmen Telekomunikasi yang meningkat sebesar 351 persen menjadi Rp 253 miliar jika dibangkan dengan Kuartal III 2023 yang hanya sebesar 56 miliar.
Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan permintaan dan keberhasilan strategi perusahaan dalam memperluas pangsa pasar di sektor telekomunikasi.
Selain itu, Gross profit meningkat dari Rp 138 miliar menjadi Rp 307 miliar, dengan gross profit margin (GPM) naik dari 40 persen menjadi 61 persen, menunjukkan efisiensi yang lebih baik dalam operasional perusahaan.
Abdul Segara