MarketNews.id-Investor pasar modal secara global mulai berminat menanamkan modalnya pada perusahaan kecerdasan buatan atau Artificial intelegent (AI).
Konsultan keuangan global Ernst and Young (EY), mendata selama dua tahun terakhir, lebih dari 60 perusahaan kecerdasan buatan (AI) telah telah melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) setiap tahunnya.
Dari jumlah perusahaan tersebut sekitar setengahnya menghasilkan keuntungan. Tak berhenti disitu, sekitar 50 perusahaan AI saat ini sedang melakukan pendaftaran IPO.
“Tren ini yang menunjukkan minat investor yang berkelanjutan terhadap inovasi berbasis AI,” tulis EY, Asean IPO Leader,Chan Yew Kiang dalam hasil risetnya, Senin 14 Oktober 2024.
Ia melanjutkan, Pasar IPO di sisa tahun 2024 diperkirakan akan dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral, perkembangan geopolitik, dan hasil pemilu.
“Optimisme dipicu oleh penurunan suku bunga dan penurunan inflasi, yang kemungkinan akan mendorong pencatatan saham baru dan kebangkitan sektor-sektor yang sensitif terhadap biaya pinjaman,” papar dia.
Dia menambahkan, kinerja yang kuat di pasar-pasar utama seperti AS, Eropa dan India diperkirakan akan mendukung aktivitas IPO.
Pencatatan saham lintas batas negara harus terus berkembang, dan debut publik yang signifikan, terutama yang didukung oleh perusahaan swasta dan penyapihan dari induk usaha , pemisahan, sudah diantisipasi karena mereka mencari titik masuk publik yang menguntungkan.
“Ketika inflasi dan suku bunga menurun, faktor-faktor baru lainnya akan menjadi prioritas dalam mempengaruhi keputusan IPO. Dalam lingkungan dengan ketidakpastian yang meningkat ini, masuknya pasar pada waktu yang tepat dan narasi ekuitas yang menarik sangatlah penting untuk bisnis yang ingin memanfaatkan peluang IPO,” Ulas EY Global IPO Leader, George Chan.
Indonesia Strategy and Transactions Partner EY, Reuben Tirtawidjaja mengatakan, energi terbarukan mungkin menjadi salah satu sektor yang harus dicermati mengingat semakin besarnya minat pasar terhadap sektor ini.
Dari rekam jejaknya beberapa kali IPO dalam lima tahun terakhir, termasuk suksesnya pencatatan saham perdana PT Kencana Energi Lestari Tbk, PT. Arkora Hydro Tbk, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, dan PT Barito Renewables Energy Tbk.
“Meskipun jumlah IPO energi terbarukan mungkin tidak terlalu mengesankan, harga saham perusahaan-perusahaan ini telah meningkat setidaknya 30 persen pada 30 September 2024 sejak penawaran perdana mereka, yang menunjukkan tingginya minat investor,” kata dia.
Namum, dia menilai komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan antisipasi kebijakan yang menguntungkan dari pemerintahan baru terhadap industri energi terbarukan akan mendorong perusahaan energi baru terbarukan IPO.
“ Diharapkan lebih banyak perusahaan energi terbarukan akan melakukan IPO di tahun-tahun mendatang.”pungkas dia.
Abdul Segara