Marketnews- Low Tuck Kwong telah mengalihkan 7.333.333.700 lembar atau 22 persen kepemilikan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kepada anaknya Elaine Low pada tanggal 28 Agustus 2024.
Sekretaris Perusahaan BYAN, Jenny Quantero menyampaikan, setelah transaksi tersebut Low Tuck Kwong masih menguasai 13.383.482.870 helai atau setara 40,15 persen dari sebelumnya 62,15 persen kepemilikan saham perseroan.
“ Pemegang saham pengendali tetap seperti semula sebab Elaine Low akan menggunakan semua hak suaranya sesuai dengan keinginan Dato Low Tuck Kwong,” tulis Jenny dalam keterangan resmi, Kamis 29 Agustus 2024.
Sebelumnya diberitakan terjadi transaksi sebanyak 73,3 juta lot saham emiten tambang batubara itu pada harga Rp13.888 per lembar pada pasar negosiasi, Rabu 28 Agustus 2024.
Berdasarkan pantauan Redaksi, bahwa harga tersebut lebih murah 18,4 persen dibanding harga emiten milik Dato’Low Tuck Kwong pada pasar reguler pukul 11.20 WIB di level Rp17.025 per lembar.
Sedangkan jika dibandingkan harga terendah BYAN dalam tiga bulan transaksi bursa di level Rp14.950 maka harga transaksi itu lebih rendah 7,1 persen.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan diskon 25 persen atas total biaya transaksi bursa atas transaksi senilai Rp101, 8 triliun pada saham BYAN milik Low Tuck Kwong pada pasar negosiasi pada sesi pertama Rabu 28 Agustus 2024.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menyampaikan diskon yang diberikan secara otomatis pada setiap transaksi negosiasi dengan nilai jumbo.
“Sesuai peraturan saja, 25 persen dari fee bursa (red- total biaya transaksi 0,1666 persen),” katanya Rabu 28 Agustus 2024.
Ia menambahkan nilai transaksi sebesar Rp101,8 triliun tergolong terbesar sepanjang masa bursa aktif kembali pada tahun 1978.
Transaksi tersebut mengerek nilai transaksi bursa hari ini menjadi Rp115,6 triliun dengan rincian di pasar negosiasi Rp104,7 triliun dan Rp11,08 triliun pada pasar reguler.
Berdasarkan catatan Redaksi, nilai transaksi terbesar pada saham BBCA senilai Rp177 triliun pada Nopember 2016.
Abdul Segara