Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PLN Energi Primer Sumbang 97 Persen Pendapatan GTSI Milik Tommy Soeharto Di Semester I 2024

PLN Energi Primer Sumbang 97 Persen Pendapatan GTSI Milik Tommy Soeharto Di Semester I 2024

Marketnews.id- PT GTS Internasional Tbk (GTSI), mencatatkan laba bersih senilai USD2,762 juta sepanjang enam bulan pertama tahun 2024, atau turun 60,05 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang setara USD6,914 juta.

Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level USD0,00017 per saham pada akhir Juni 2024. Sedangkan akhir Juni 2023 berada di level USD0,00044 per helai.

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester I 2024 tanpa audit emiten pelayaran dengan pengendali Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto pada laman BEI, Rabu 24 Juli 2024.

Padahal Direktur Utama GTSI, Tammy Meidharma melaporkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai USD15,277 juta pada semester I 2024. Hasil itu tumbuh 12,5 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang setara USD13,502 juta.

Rincianya, pendapatan sewa kapal angkut gas alam cair milik PT PLN Energi Primer Indonesia senilai USD14,837 juta atau setara 97,12 persen dari total pendapatan semester I 2024. Sedangkan semester I 2023 GTSI tidak mencatatkan pendapatan dari PLN Energi Primer.

Selain itu, pendapatan jasa pengelolaan kapal naik 80,09 persen secara tahunan menjadi USD371,13 ribu pada akhir Juni 2024.

Namun semester I 2024 ini, GSTI tak lagi membukukan pendapatan sewa kapal dari BP Berau Limited dan Humpuss Transportasi Kimia. Padahal periode yang sama tahun 2023 kedua perusahaan itu menyumbang USD13,22 juta atau 76 persen dari total pendapatan.

Sayangnya, beban pokok pendapatan bengkak 66,6 persen secara tahunan menjadi USD10,008 juta pada semester I 2024. Salah pos penekannya, biaya bunker melonjak 16.113 persen secara tahunan menjadi USD2,273 juta.

Ditambah, biaya pelabuhan menggembung 2.097 persen secara tahunan menjadi USD1,011 juta.
Akibatnya, laba kotor terpangkas 20,1 persen secara tahunan menjadi USD5,269 juta pada akhir Juni 2024.

Terlebih beban usaha mencapai USD2,23 juta pada semester I 2024, sedangkan periode sama tahun 2023 membukukan pendapatan usaha senilai USD433,51 ribu.

Pemicunya, rugi atas nilai tukar mata uang sedalam USD551,28 ribu. Kondisi ini berbanding terbalik dengan semester 1 2023 yang menorehkan pendapatan dari nilai tukar mata uang senilai USD515,58 ribu.
Dampaknya, laba usaha anjlok 58,5 persen secara tahunan menjadi USD2,946 juta pada akhir Juni 2024.

Abdul Segara

Check Also

Kilang Pertamina Internasional (KPI) Raih Sertifikasi Internasional

MarketNews.id-PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *