MarketNews.id- Pelaku pasar meminta regulator bursa untuk mempertimbangkan pemberlakukan auto rejection atas (ARA) atau batas atas penawaran beli dua kali lipat bagi pencatatan saham perdana hari pertama seperti sebelum masa perdagangan Pandemi Covid-19.
Direktur Utama Lotus Andalan Sekuritas, Wientoro Prasetyo mengakui dengan penerapan batasa ARA satu kali pada hari pertama pencataan saham perdana tidak mengurangi minat investor ritel mengikuti penjatahan terpusat atau pooling.
“Ya mudah mudahan (red- batas ARA saham pencatatan perdana) bisa dua kali lagi. Alangkah baik ya kalau dua kali ARA,” ucap dia kepada Marketnews.id di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 10 Juli 2024.
Sementara itu, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang menegaskan akan mempertahankan batasan ARA bagi saham pencatatan perdana hari pertama sama dengan hari normal.
“Batasan ARA pada pencatatan saham perdana hari pertama tetap akan satu kali,” tegas Kristian.
Dia menjelaskan, penetapan ARA satu kali untuk saham pencatatan saham perdana telah melalui kajian mendalam yang memperlihatkan kewajaran kenaikan saham perdana jika hanya satu kali ARA.
“Misalnya kalau saham dengan batasan ARA 35 persen, maka saat IPO bisa naik 70 persen itu terlalu tinggi. Artinya bisa mencapai kenaikan 70 persen tapi berapa hari lah jangan dalam sehari,” jelas dia.
Seperti diketahui, batasan auto rejection yang berlaku saat ini sesuai Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 sebagai berikut:
• Harga saham Rp50 – Rp200, batas naik dan turunnya dalam sehari adalah 35 persen.
• Harga saham Rp200 – Rp5000, batas naik dan turunnya dalam sehari adalah 25 persen.
• Harga saham di atas Rp5000, batas naik dan turunnya dalam sehari hanya 20 persen.
Abdul Aziz