Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Sri Rejeki Isman Diganduli Utang Jumbo, Buat Operasional Berjalan Sulit

Sri Rejeki Isman Diganduli Utang Jumbo, Buat Operasional Berjalan Sulit

MarketNews.id- Manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berharap regulator bursa membuka suspensi perdagangan saham emiten tekstil itu pada tahun depan. Tapi operasional masih diganduli beban utang dengan nilai Jumbo.

Menurut Direktur Keuangan SRIL, Welly Salim bahwa perkiraan itu didasari akan tercapai perdamaian antara anak usaha perseroan,Golden Mountain Pte dengan krediturnya.

“Kami perkirakan restruktrasasi anak usaha kami akan selesai. Jika itu selesai maka kami harap BEI membuka suspensi saham kami tahun depan setelah melakukan keterbukaan informasi,” kata dia dalam paparan publik secara daring, Selasa 25 Juni 2024.

Salam meyakini bahwa Perseroan mampu meningkatkan kinerja keuangan secara bertahap di tahun tahun mendatang walaupun kondisi perekonomian masih akan mengalami banyak tantangan paling kurang sampai tahun 2025.

“Keyakinan kami tersebut didasarkan pada kinerja tahun 2023 yang sudah mampu menekan kerugian jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,”kata dia.

Jelasnya, SRIL membukukan penjualan konsolidasi sebesar USD 325 juta dan rugi bersih sebesar USD 174,8 juta pada tahun 2023. Penjualan mengalami penurunan sebesar 38 persen dibandingkan tahun 2022 sedangkan rugi bersih mengalami perbaikan yang cukup signifikan sebesar 44 persen dibandingkan rugi bersih tahun 2022 yang tercatat sebesar USD 395,6 juta.

Namun demikian, Direktur Independen SRIL, Regina Lestari Busono mengakui operasional perseroan terkendala karena kurang modal kerja. Sedangkan untuk mendapatkan pendanaan modal kerja dari lembaga keuangan terkendala masalah restruturisasi utang perseroan dengan nilai jumbo.

“Padahal beberapa order (red-pemesanan) dan penjualan membutuhan suntikan modal kerja. Kemudian utang yang cukup besaar menjadi kendala SRIL melakukan produksi pada lini lini usaha yang dianggap perlu,” papar dia.

Sementara itu utang bank jangka pendek mencapai USD16,3 juta pada akhir tahun 2023. Pada saat yang sama SRIL mencatatkan surat utang jangka menengah yang jatuh tempo dalam satu tahun senilai USD5 juta.

Namun utang bank jangka panjang mencapai USD858,04 juta pada akhir tahun 2023. Selain itu terdapat surat utang jangka menengah USD13,7 juta tak cukup itu, SRIL masih memanggul obligasi senilai USD371,86 juta.

Abdul Aziz

Check Also

Dorong Inklusi Keuangan, Bank DKI Raih Indonesia Public Relations Award.

MarketNews.id- Sebagai apresiasi atas dukungan dalam mendorong peningkatan inklusi keuangan, Bank DKI meraih penghargaan Best …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *