Marketnews.id-PT Dosni Roha Indonesia Tbk (ZBRA) menderita rugi bersih sedalam Rp138,61 miliar sepanjang tahun 2023, atau bengkak 17,2 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat Rp116,61 miliar.
Akibatnya, Direktur Utama ZBRA, Rudijanto Tanoesoedibjo melaporkan defisit atau akumulasi rugi menukik 74,1 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp324,72 miliar pada akhir tahun 2023.
Jika dirunut, pendapatan sebesar Rp1,724 triliun pada akhir tahun 2023. Hasil itu turun 41,7 persen dibanding akhir tahun 2022.
Pemicunya, penjualan consumer healthcare anjlok 95,6 persen secara tahunan menjadi Rp47,828 miliar pada akhir tahun 2023.
Senasib, penjualan obat-obatan amblas 84,3 persen secara tahunan menjadi Rp122,51 miliar. Demikian juga dengan pendapatan e-commerce merosot 15,6 persen secara tahunan menjadi Rp146,97 miliar.
Tapi penjualan perlengkapan medis naik 79,7 persen secara tahunan menjadi Rp897,19 miliar pada tahun 2023. Senada, pendapatan lain-lain meningkat 22,1 persen secara tahunan menjadi Rp458,47 miliar.
Menariknya, beban pokok pendapatan dapat ditekan 47,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,368 triliun pada tahun 2023. Sehingga laba kotor tumbuh 1,7 persen secara tahunan menjadi Rp356,1 miliar. Bahkan laba usaha naik 52,2 persen secara tahunan menjadi Rp23,318 miliar.
Sayangnya, beban keuangan menggembung 28,1 persen secara tahunan menjadi Rp163,13 miliar pada tahun 2023. Akibatnya, ZBRA menelan rugi sebelum pajak penghasilan Rp139,6 miliar atau bengkak 27,5 persen secara tahunan.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2023 telah audit ZBRA yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Senin 24 Juni.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 14,3 persen secara tahunan menjadi Rp2,168 triliun pada tahun 2023.
Pada sisi lain, total ekuitas menyusut 11,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,114 triliun pada tahun 2023.
Abdul Aziz