MarketNews.id Bisa dikatakan perdagangan saham pekan lalu termasuk perdagangan saham yang sedikit mencekam. Baik nilai transaksi, volume transaksi dan indikator utama lainnya naik, tapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terpuruk hingga 2,73 persen atau nyaris turun di bawah angka spikolouis 7.000.
Geopolitik Global dan konflik Israel-Palestina-Iran jadi tantangan baru yang berdampak naiknya harga minyak, emas hingga tetap tingginya tingkat bunga.
Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 16-19 April 2024, rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp15,64 triliun atau melambung 26,03 persen dibandingkan sepekan sebelumnya Rp12,41 triliun.
Berdasarkan data perdagangan saham yang dikutip Jum’at 19 April 2024, kinerja positif juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan terakhir yang meroket 35,64 persen menjadi 1,37 juta kali transaksi dari 1,01 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, volume transaksi selama sepekan tercatat 17,37 miliar saham atau mengalami peningkatan 10,29 persen dibandingkan sepekan sebelumnya, yakni 15,75 miliar saham.
Namun demikian, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada penutupan perdagangan akhir pekan ini terpantau melorot 2,73 persen ke level 7.087 dari 7.286 pada penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya.
Dengan posisi yang tertekan oleh peningkatan volume penjualan tersebut, maka nilai kapitalisasi pasar di BEI pada akhir pekan ini tercatat Rp11.718 triliun atau merosot 1,42 persen dibandingkan saat penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya Rp11.887 triliun.
Pada perdagangan Jumat 19 April 2024, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp838,17 miliar. Namun untuk sepanjang tahun ini yang berakhir 19 April 2024, net foreign buy di BEI masih tercatat Rp12,12 triliun.
Selama sepekan ini, BEI menerima pencatatan dua saham dan satu obligasi, yakni pencatatan perdana saham PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) dan PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI). Dengan demikian, pada tahun ini sudah ada 22 perusahaan yang melakukan pencatatan perdana di Bursa.
Selain saham, BEI juga menerima pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I-2024 senilai Rp1,5 triliun yang diterbitkan oleh PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA). Obligasi ini memiliki peringkat idAA (Double A) dari PT Kredit Rating Indonesia.
Dengan pencatatan surat utang SMMA tersebut, maka jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 561 emisi dari 129 emiten, dengan nilai outstanding Rp476,58 triliun dan USD46,1485 juta.
Adapun jumlah Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 186 seri dengan nilai nominal Rp5.774,51 triliun dan USD502,10 juta. Sedangkan Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sepuluh emisi senilai Rp3,19 triliun.