MarketNews.id Meski alami penurunan laba bersih yang signifikan hingga lebih dari 50 persen, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mampu meningkatkan produksi dan meraih laba sebesar Rp 6,1 triliun.
Penurunan laba bersih terjadi lantaran menurunnya harga rata rata jual dari USD127, 8 per ton jadi USD84, 8 per ton secara tahunan. Sementara harga pokok penjualan alami peningkatan seperti biaya royalti, angkutan dan jasa penambangan.
PTBA menargetkan produksi batubara pada 2024 sebesar 41,3 juta ton, lalu penjualan sebanyak 43,1 juta ton, dan angkutan sebesar 33,7 juta ton. Target PTBA ini tergolong tinggi di tengah harga batubara yang masih fluktuatif.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengungkapkan, keberanian perseroan memasang target penjualan lebih tinggi pada tahun ini sebesar 43,1 juta ketimbang tahun lalu sebesar 37 juta ton, lebih didorong oleh melimpahnya sisa stok batu bara yang dimiliki perseroan.
“Karena kami masih punya sisa persediaan, kurang lebih kalau posisi akhir tahun itu sekitar 11 juta. Jadi, kalau dengan produksinya nanti sekitar 37 juta, itukan totalnya masih ada 48 juta. Jadi, kalau kami jual di 43 juta, sehingga posisi stoknya lima juta,” jelas Arsal dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 8 Maret 2024.
Menurut dia, posisi persedian sebanyak lima juta tersebut tergolong jumlah yang cukup besar. Sebab, bila target penjualan batubara PTBA pada tahun ini mencapai 43,1 juta ton, maka penjualan batubara PTBA akan berada di kisaran 3,5 juta per bulan.
“Jadi, kami harus sediakan stoknya minimum satu kali. Kalau enggak, kami akan kelabakan menghadapi para pembeli. Jadi, yang aman ya 1,5 sampai 2 kalilah,” ujar Arsal.
Sepanjang 2023, emiten batubara pelat merah ini mencetak pendapatan sebesar Rp 38,5 triliun dan laba bruto sebesar Rp 9,2 triliun. Setelah dikurangi biaya usaha, PTBA membukukan laba bersih Rp 6,1 triliun, atau anjlok 51,58% dari pada laba bersih tahun lalu sebesar Rp 12,6 triliun. Sedangkan total aset perusahaan per 31 Desember 2023 sebesar Rp 38,8 triliun.
Di sisi lain, PTBA berhasil meningkatkan kinerja operasional sepanjang 2023. Di mana, total produksi batu bara PTBA pada Januari-Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton, tumbuh 13 persen dibanding 2022 sebesar 37,1 juta ton. Capaian produksi ini melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal 2023.
Kenaikan produksi tersebut diikuti peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37 juta ton, naik 17 persen dibanding tahun sebelumnya. PTBA mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25 persen dibanding 2022. Sementara penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12 persen secara tahunan (year on year).
Adapun tantangan PTBA di tahun ini, di antaranya koreksi harga batubara dan fluktuasi pasar. Rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 34 persen dari US$ 127,8 per ton pada Januari-Desember 2022 menjadi US$ 84,8 per ton secara tahunan.