Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Laba Bersih Bumi Resources Tbk (BUMI) Rontok 79 Persen Tinggal Rp168, 64 Miliar Di 2023

Laba Bersih Bumi Resources Tbk (BUMI) Rontok 79 Persen Tinggal Rp168, 64 Miliar Di 2023

MarketNews.id Masa jaya batubara sebagai komoditas tambang mulai menurun dari sisi harga jual di 2023 lalu. Hampir seluruh emiten tambang batubara alami penurunan kinerja usaha di 2023, termasuk Emiten Bumi Resources Tbk (BUMI) yang alami penurunan laba bersih hingga 97 persen yang menyisakan laba bersih sebesar Rp 168,64 miliar dari laba sebelum nya sebesar Rp 8,1 triliun.

Usaha untuk meningkatkan laba juga sudah dilakukan BUMI dengan meningkatkan jumlah batubara yang ditambang oleh BUMI. Tapi upaya tersebut tidak mampu mengembalikan kejayaan tahun 2022 yang mencatat salah satu peraih laba bersih terbesar sepanjang BUMI beroperasi.

Emiten tambang batubara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menorehkan kinerja lesu dengan membukukan penurunan laba bersih dan pendapatan sepanjang 2023.

Mengacu laporan keuangan di laman BEI, laba bersih BUMI terpantau ambles 97,92 persen secara year-on-year (YoY) menjadi US$10,92 juta atau sekitar Rp168,64 miliar (Kurs jisdor 29 Desember 2023: Rp15.439), dibandingkan periode 2022 sebesar US$525,27 juta atau sekitar Rp8,10 triliun.

Pendapatan BUMI juga mengalami penurunan 8,2 persen YoY menjadi US$1,67 miliar atau sekitar Rp25,93 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar US$1,83 miliar atau sekitar Rp28,25 triliun.

Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan BUMI ditopang dari batu bara sebesar US$1,63 miliar, diikuti emas sebesar US$45,63 juta, dan pendapatan jasa sebesar US$1 juta.

Manajemen BUMI mengatakan, penjualan batu bara naik 13 persen menjadi 78,7 metrik ton (MT), sedangkan batu bara ditambang naik 8 persen menjadi 77,8 MT. Sementara itu, overburden removal sebesar 765 mbcm.

“Realisasi harga rata-rata batubara turun tajam sebesar 33 persen menjadi US$81,3 per ton dibanding US$121 per ton pada periode 2022. Strip ratio naik 11 persen karena jarak OB yang lebih jauh dan menambang lebih dalam,” ujar manajemen BUMI dalam keterangannya, dikutip Jumat 29 Maret 2024.

Adapun, sekitar 40 persen dari pendapatan bruto dibayarkan untuk royalti, pajak dan subsidi yang secara signifikan mempengaruhi likuiditas dan marjin.

Meski pendapatan BUMI turun, beban pokok perseroan justru naik 5,7 persen menjadi US$1,54 miliar pada 2023, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$1,45 miliar.

Dampaknya, laba bruto perseroan tercatat sebesar US$137,29 juta pada 2023, turun 62,95 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar  US$370,64 juta. Di lain sisi, kas dan setara kas akhir periode BUMI tercatat sebesar US$76,80 juta pada 2023, naik 13,27 persen dari posisi akhir 2022 sebesar US$67,80 juta.

Berdasarkan neraca, total aset BUMI tercatat sebesar US$4,20 miliar hingga 31 Desember 2023, turun dibandingkan posisi akhir 2022 sebesar US$4,48 miliar.

Liabilitas perseroan juga turun menjadi US$1,42 miliar 2023, dibanding posisi akhir tahun sebelumnya sebesar US$1,66 miliar. 

Sementara itu, ekuitas neto BUMI tercatat sebesar US$2,77 miliar atau turun dari posisi 2022 sebesar US$2,81 miliar. Adapun, BUMI juga mengalami defisit US$2,35 miliar pada 2023.

Check Also

Beroperasinya Batubara Metalurgi Dan Raihan Pendanaan Dari BNI Buat CUAN Diburu

MarketNews.id- Manajemen Petrindo Jaya Kreasi,  emiten perusahaan tambang baru bara milik Prajogo Pangestu menduga kabar …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *