Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Ini Rencana Kerja PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Di 2024

Ini Rencana Kerja PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Di 2024

MarketNews.id Manajemen PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), optimistik tahun 2024 ini akan bangkit lebih kuat dengan menyiapkan belanja modal hingga USD2 miliar atau setara dengan Rp31, 7 triliun untuk mendukung berbagai rencana ekspansi perseroan.

Belanja modal ini naik 31,9 persen dibanding belanja modal tahun 2023. Dari rencana kerja tahun ini, adakah anggarkan biaya untuk antisipasi bila curah hujan tinggi yang berdampak pada kualitas hasil tambang perseroan.

Manajemen Amman Mineral menegaskan, perusahaan akan bangkit dengan lebih kuat, yang bakal didukung beroperasinya smelter tembaga perseroan pada tahun ini. Momentum rebound emiten berkode saham AMMN tersebut mulai terlihat pada kuartal IV-2023 yang mencatatkan laba bersih Rp 2,9 triliun dibanding kuartal III-2023 yang menelan rugi bersih Rp 811 miliar.

“Pada 2024, kami akan memaksimalkan produksi tambang, menyelesaikan proyek smelter tepat waktu, dan kami terus bernegosiasi dengan pemerintah untuk memberikan relaksasi kebijakan pelarangan ekspor. Kami optimistis pemerintah akan memberikan relaksasi, sehingga pada Mei 2024 kami bisa tetap ekspor yang akan membuat laporan keuangan perusahaan kuat pada tahun ini,” kata Presiden Direktur Amman Mineral, Alexander Ramlie dalam paparan kinerja keuangan di Jakarta, Rabu 27 Maret 2024.

Alex mengungkapkan, pihaknya menargetkan produksi tembaga akan naik 46,15 persen pada tahun ini menjadi 456 juta pon dibanding tahun lalu 312 juta pon. Produksi emas bakal melonjak 117,92 persen menjadi 1.009 kilo ons dibanding 2023 yang sebanyak 463 kilo ons. Produksi emas pada tahun ini juga akan melebihi 2022 yang sebanyak 731 kilo ons.

Kinerja AMMN tahun ini juga akan didorong rampungnya proyek pembangunan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia (precious metals refinery/PMR) senilai US$ 1 miliar.

Smelter berkapasitas 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun ini, nantinya menghasilkan 220 ribu ton per tahun katoda tembaga dengan kemurnian 99,99 persen dan 830 ribu ton per tahun asam sulfat dengan kemurnian 98,5 persen. Katoda tembaga banyak digunakan oleh industri otomotif, elektronik, dan lainnya. Sementara asam sulfat dipakai sebagai bahan baku pupuk.

Dan, untuk PMR, pabrik pemurnian ini nantinya mampu mengolah 970 ton anoda slime per tahun menjadi 18 ton emas batangan dengan kemurnian 99,99 persen, 55 ton perak batangan dengan kemurnian 98,95 persen, dan 70 ton selenium dengan kemurnian 99,9 persen.

“Pembangunan smelter akan berjalan sesuai jadwal, dengan target penyelesaian mekanis pada akhir Mei 2024 sesuai ketentuan pemerintah. Setelah penyelesaian mekanis smelter, kami akan fokus pada komisioning smelter dan peningkatan produksi selama 4-5 bulan untuk menghasilkan katoda tembaga pertama,” jelas Direktur Bisnis dan Komersial Amman Mineral, Naveen Chandralal.

Direktur Keuangan Amman Mineral, Arief Sidarto menambahkan bahwa perseroan telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga US$ 2 miliar atau setara Rp 31,7 triliun pada tahun ini untuk mendukung berbagai rencana ekspansi perusahaan. Belanja modal AMMN tersebut naik 31,9% dibanding tahun lalu US$ 1,52 miliar.

Rinciannya, capex sebesar US$ 415 juta untuk penyelesaian smelter &PMR, US$ 438 juta untuk pembangunan PLTGU, LNG, dan fasilitas T&D, US$ 530 juta untuk ekspansi pabrik konsentrator, US$ 205 juta untuk infrastruktur pendukung, US$ 114 juta untuk desain ulang ekspansi pabrik konsentrator, serta sisanya US$ 303 juta untuk sustaining capex.

Pada 2023, emiten pemilik tambang emas Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat ini mencatatkan penjualan sebesar US$ 2,03 miliar, turun 28,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya US$ 2,83 miliar. Sebanyak 56,45 persen dari total penjualan atau sekitar US$ 1,15 miliar dikontribusi dari penjualan tembaga, dan sisanya 43,54 persen disumbang dari penjualan emas.

Penurunan penjualan AMMN tersebut sejalan dengan berkurangnya produksi emas dan tembaga perseroan. Tahun lalu, perseroan menghadapi berbagai tantangan, seperti cuaca buruk, perubahan peraturan yang berdampak negatif, dan peningkatan biaya kepatuhan. Hal itu mendorong laba bersih perseroan terpangkas hingga 76,94 persen menjadi US$ 252,14 juta dari sebelumnya US$ 1,09 miliar.

Manajemen AMMN menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan penurunan laba bersih perusahaan adalah adanya penurunan penjualan yang menyebabkan profitabilitas rendah, biaya depresiasi dan amortisasi yang lebih tinggi, kenaikan bea ekspor menjadi 10 persen dari sebelumnya nol persen, serta kewajiban bagi hasil (IUPK NBP) 10 persen dari total laba bersih PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

“ Tahun 2023 merupakan tahun yang berat, namun kami mencapai kemajuan yang signifikan pada kuartal keempat. Jika penjualan bersih kuartal keempat disetahunkan, kami akan memecahkan rekor penjualan bersih yang dicapai pada 2022,” pungkas Arief.

Sayangnya, penyebab turunnya kinerja AMMAN karena faktor cuaca, seperti curah hujan yang tinggi belum masuk dalam antisipasi perseroan. Padahal, faktor curah hujan tinggi yang berakibat perseroan tidak dapat berproduksi secara optimal belum dianggarkan oleh perseroan dalam belanja modal tahun ini.

Check Also

Beroperasinya Batubara Metalurgi Dan Raihan Pendanaan Dari BNI Buat CUAN Diburu

MarketNews.id- Manajemen Petrindo Jaya Kreasi,  emiten perusahaan tambang baru bara milik Prajogo Pangestu menduga kabar …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *