MarketNews.id Alarm Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali bereaksi setelah mencermati peningkatan harga yang signifikan atas saham PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) per hari ini Senin 25 Maret 2024.
Atas peningkatan harga ini, BEI menghentikan sementara perdagangan saham SONA di pasar reguler dan tunai dengan maksud memberi waktu buat pemegang saham publik untuk mencermati dan mempertimbangkan setiap pengembalian keputusan di saham SONA.
“Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) pada perdagangan tanggal 25 Maret 2024,” jelas pengumuman BEI.
BEI menyatakan, penghentian sementara perdagangan saham PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SONA.
Saham SONA pada perdagangan Jumat 22 Maret 2024 pekan lalu diparkir di Rp 1.700 atau melambung 25 persen mentok auto rejection atas (ARA). Artinya, sejak perdagangan 19-22 Maret, saham ini selalu ARA.
Saham ini per penutupan 18 Maret masih ada di Rp 700. Artinya, dari penutupan 18-22 Maret pekan lalu, saham SONA melesat 142,85 persen.
Pemegang saham SONA terdiri dari DFS Venture Singapore sebanyak 45 persen saham dan selaku pengendali, lalu PT Precise Pacific Realty 34,67 persen, Tahir 15,7 persen, masyarakat dengan warkat 0,05 persen, dan masyarakat nonwarkat 4,56 persen.
Jumlah pemegang sahamnya per 29 Februari 2024 sebanyak 651 pihak, bertambah 8 dari bulan sebelumnya di posisi 643 pemegang saham.
Penerima manfaat akhir dari SONA adalah LVMH Louis Vuitton Moet Hennessy yang juga merupakan raksasa brand mewah dunia.
Alarm BEI atas saham SONA dimana terjadi peningkatan harga, mestinya sudah dapat diduga apa sebab saham tersebut terus naik harganya. Pertanyaan atau konfirmasi BEI kepada SONA perlu dicermati oleh pemegang saham.
Naiknya harga saham SONA lebih dari 100 persen dalam tiga hari perdagangan, bisa menjadi sinyal atas telah dan akan terjadi aksi korporasi yang akan dilakukan oleh SONA. Bila tidak ada aksi korporasi, tentunya saham SONA dapat diperdagangkan kembali setelah BEI lakukan konfirmasi ke SONA.
Sona Topas Tourism Industry (SONA) didirikan pada tahun 1978 dengan nama PT Sona Tour yang memiliki usaha sebagai biro perjalanan wisata. Usaha perseroan saat itu hanya mencakup kegiatan yang menawarkan berbagai jasa yang berhubungan dengan sektor pariwisata baik untuk domestik maupun internasional.
Kemajuan dunia pariwisata Indonesia pada awal hingga pertengahan dekade tahun 1990-an turut mengubah strategi bisnis perseroan. Menyadari adanya kebutuhan akan fasilitas belanja yang nyaman bagi para wisatawan mancanegara, perseroan menanggapi kondisi ini dengan melebarkan bidang usahanya ke pengoperasian toko bebas bea atau duty free shop yang dilakukan melalui anak perusahaan perseroan yaitu PT Inti Dufree Promosindo (IDP) dan PT Arthamulia Indah (AMI).