Home / Otoritas / Bank Indonesia / Analis : Neraca Transaksi Berjalan Di 2024 Diperkirakan Defisit Sebesar  1 Persen Dari PDB

Analis : Neraca Transaksi Berjalan Di 2024 Diperkirakan Defisit Sebesar  1 Persen Dari PDB

MarketNews.id Surplus perdagangan RI diperkirakan akan semakin menipis di tahun 2024. Perkiraan ini didasarkan pada tren penurunan surplus perdagangan yang terus menurun pada tahun ini. Perlambatan laju ekspor akibat penurunan harga komoditas jadi salah satu penyebab semakin menurunnya surplus perdagangan RI di tahun ini.

Secara keseluruhan, neraca transaksi berjalan Indonesia pada 2024 diprediksi mengalami defisit sebesar 1 persen dari PDB, melebar dari perkiraan 0,4 persen pada 2023.
Macroeconomic Analyst PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Irman Faiz, mengatakan neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren penurunan surplus perdagangan yang terus berlanjut pada tahun ini.

“Surplus menyempit pada Januari dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Irman dalam keterangan tertulis, Kamis 15 Pebruari.
Perlambatan ekspor yang disebabkan moderasi perekonomian global dan penurunan harga komoditas, diperkirakan memicu berkurangnya surplus tahun ini.

“Sementara itu, impor diperkirakan meningkat seiring dengan stabilnya pertumbuhan permintaan dalam negeri,” ujar Irman.

Pada awal 2024, neraca perdagangan mencatat surplus USD2 miliar, dengan alur penurunan surplus yang masih terus berlanjut. Bulan lalu, ekspor mengalami kontraksi lebih lanjut sebesar 8,1 persen (y-o-y) menjadi USD21 miliar, dibandingkan penurunan 5,8 persen pada Desember 2023.

“Penurunan ekspor pada Januari terutama didorong oleh rendahnya harga komoditas batu bara, emas, dan CPO. Ketika perekonomian negara-negara mitra dagang utama terus melemah, penurunan ekspor menjadi lebih nyata,” kata Irman.

Di sisi lain, impor meningkat 0,4 persen (y-o-y) menjadi USD19 miliar, menyusul kontraksi 3,8 persen pada Desember 2023. Kenaikan impor terutama disebabkan peningkatan volume impor peralatan mekanik, besi dan baja, serta sereal.

Hal ini sejalan dengan menguatnya ekspansi aktivitas manufaktur, tercermin dari indeks PMI yang lebih tinggi sebesar 52,9 pada Januari, serta peningkatan permintaan pangan selama pemilu.

Check Also

Pertamina Turunkan Harga BBM Non-Subsidi Mulai 29 Maret 2025

MarketNews.id- Menyambut Hari Raya Idulfitri serta dalam rangka mendukung kelancaran arus mudik, PT Pertamina Patra …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *