MarketNews.id Sepanjang semester pertama tahun 2023, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) kembali alami kerugian bersih sebesar Rp 2,07 triliun atau meningkat 776,25 persen dibanding semester pertama tahun 2022 lalu. Meningkatnya kerugian diantaranya disebabkan menurunnya pendapatan hingga 13,46 persen, termasuk didalamnya lonjakan beban umum dan administrasi.
Selama enam bulan pertama tahun ini, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menderita rugi bersih mencapai Rp2,07 triliun atau meroket 776,25 persen dibanding Semester I-2022 yang mengalami rugi bersih Rp236,52 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Rabu 2 Agustus 2023 pendapatan usaha WSKT sebagai emiten konstruksi BUMN di Semester I-2023 hanya senilai Rp5,27 triliun atau melorot 13,46 persen dibanding periode yang sama di 2022 sebesar Rp6,09 triliun.
Seiring dengan penurunan pendapatan tersebut, beban pokok pendapatan WSKT selama enam bulan pertama tahun ini tercatat Rp4,81 triliun atau lebih rendah 11,42 persen (y-o-y). Sehingga, laba bruto di paruh pertama 2023 menjadi Rp462,58 miliar atau anjlok 46,03 persen (y-o-y).
Sementara itu, untuk periode yang berakhir 30 Juni 2023, WSKT mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp2,16 triliun atau berbanding terbalik dengan Semester I-2022 yang masih bisa membukukan laba sebelum pajak senilai Rp451,96 miliar.
Rugi sebelum pajak yang dialami WSKT tersebut, di antaranya dipengaruhi oleh lonjakan beban umum dan administrasi di Semester I-2023 yang sebesar 18,72 persen (y-o-y) menjadi Rp1,05 triliun.
Selain itu, terpengaruh pula oleh rugi selisih kurs yang sebesar Rp5,05 miliar atau melambung 243,54 persen (y-o-y).
Bahkan, beban keuangan WSKT di paruh pertama tahun ini terpantau meningkat 5,58 persen (y-o-y) menjadi Rp2,08 triliun di tengah penurunan pendapatan bunga sebesar 4,96 persen (y-o-y) menjadi Rp537,53 miliar, serta pada akun pendapatan lain-lain juga tercatat merosot 4,96 persen (y-o-y) menjadi Rp349,22 miliar.
Kinerja income statement WSKT selama enam bulan pertama ini juga semakin tertekan, akibat perseroan memperoleh bagian rugi entitas asosiasi maupun rugi ventura bersama yang mencapai Rp229 miliar atau meningkat 7,23 persen (y-o-y).
Dengan adanya beban pajak penghasilan di Semester I-2023 yang sebesar Rp72,41 miliar, maka WSKT menderita rugi periode berjalan sebesar Rp2,23 triliun. Sedangkan, besaran rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp2,07 triliun atau meroket 776,25 persen dibanding rugi bersih WSKT di Semester I-2022 yang senilai Rp236,52 miliar.
Hingga 30 Juni 2023, jumlah ekuitas WSKT hanya senilai Rp12,01 triliun atau ambles 15,66 persen dibanding posisi per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp14,24 triliun. Penurunan ini tidak terlepas dari lonjakan akumulasi rugi (defisit) WSKT per akhir Semester I-2023 yang menjadi Rp10,29 triliun dari Rp8,21 triliun pada 31 Desember 2022.
Sementara itu, total liabilitas WSKT hingga akhir Semester I-2023 justru tercatat meningkat menjadi Rp84,31 triliun dari Rp83,99 triliun pada 31 Desember 2022.