MarketNews.id Gelombang Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tampaknya semakin tinggi. Berdasarkan antrian yang sudah masuk pipeline BEI setidaknya sudah ada 27 calon emiten yang sedang berproses untuk jadi perusahaan publik.
Bahkan, pihak BEI memperkirakan jumlah emiten baru yang akan tercatat di BEI mencapai 90 emiten. Jumlah ini merupakan rekor baru jumlah emiten baru yang masuk dalam satu tahun. Salah satu emiten baru itu adalah PT Multibrand Indo Tbk (BABY) pemegang merek dagang Mothercare yang terkenal sebagai peritel pakaian anak dan bayi serta mainan anak.
Pedagang ritel eceran untuk pakaian dan mainan anak, PT Multibrand Indo Tbk ( BABY ) berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) untuk dapat meraup dana masyarakat melalui pasar modal mencapai maksimal Rp159,6 miliar.
Berdasarkan Prospektus Awal terkait rencana IPO BABY yang diterbitkan di Jakarta, Senin 14 Agustus 2023, perusahaan yang berdiri sejak 2005 dengan brand Mothercare ini akan melepas saham ke publik maksimal 600 juta lembar bernilai nominal Rp25 per saham atau setara 21,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO
Pada aksi korporasi ini, manajemen BABY menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Adapun harga penawaran awal (book building) ditetapkan sekitar Rp250-Rp266 per saham.
Dari rencana penawaran saham ini, perseroan bisa menggalang dana publik berkisar Rp150 miliar hingga Rp159,6 miliar.
Selain melakukan IPO, BABY juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,42 miliar saham biasa dalam rangka pelaksanaan convertible bond kepada Blooming Years Pte Ltd yang diterbitkan berdasarkan Convertible Bond Subscription Agreement pada 22 Juli 2022 sebagaimana diubah oleh CBSA Letter of Amendement pada 14 Juni 2023.
Pelaksanaan konversi CB tersebut setara dengan 50,35 persen dari total modal disetor penuh setelah IPO dan konversi CB. Dengan dilaksanakannya konversi CB dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO, maka persentase kepemilikan masyarakat menjadi 21,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dan konversi CB.
Pada proses IPO ini, BABY maupun UOB Kay Hian Sekuritas menetapkan periode book building mulai hari ini hingga 22 Agustus 2023 dan pernyataan efektif dari OJK diharapkan bisa diperoleh pada 29 Agustus 2023. Masa offering diagendakan pada 31 Agustus-5 September 2023 dan pencatatan saham di BEI diharapkan terlaksana pada 7 September 2023.
Perlu diketahui, per 28 Februari 2023, BABY masih menderita rugi bersih sebesar Rp5,19 miliar atau menurun 67,26 persen dibanding rugi bersih pada 28 Februari 2022 yang mencapai Rp15,85 miliar.
Penurunan kerugian ini terutama disebabkan oleh lonjakan penjualan per 28 Februari 2023 yang sebesar 25,38 persen (y-o-y) menjadi Rp162,41 miliar.
Dengan demikian, saldo laba BABY hingga akhir Februari 2023 tercatat Rp39,61 miliar atau melorot 11,58 persen dibanding per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp44,8 miliar. Maka per 28 Februari 2023, jumlah ekuitas menjadi Rp385,74 miliar atau menurun 1,3 persen dibanding per akhir Desember 2022 yang sebesar Rp390,87 miliar.
Sementara itu, jumlah liabilitas hingga akhir Februari 2023 tercatat Rp310,76 miliar atau lebih rendah 15,83 persen dibanding per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp369,2 miliar. Sehingga, total aset BABY per 28 Februari 2023 menjadi Rp696,5 miliar atau merosot 8,36 persen dibanding per akhir Desember 2022 yang mencapai Rp760,08 miliar.
Berdasarkan Prospektus IPO BABY , rencananya perseroan akan menggunakan sebesar 81,77 persen dari dana hasil IPO —setelah dikurangi biaya-biaya emisi— untuk modal kerja, sedangkan sisanya untuk pengembangan usaha dalam bentuk belanja modal.