MarketNews.id Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2023 mengalami inflasi sebesar 0,09 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan bahwa capaian tersebut tercatat sebagai yang paling rendah dalam 5 bulan pertama 2023.
“Pascalebaran 2023, tingkat inflasi mulai melemah bahkan merupakan tingkat inflasi terendah sejak Januari 2023,” katanya dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Senin 5 Juni 2023.
Tercatat pula inflasi Mei 2023 secara bulanan lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya atau April 2023 yang sebesar 0,33 persen, dan lebih rendah dari inflasi di bulan yang sama pada tahun lalu, yang mencapai 0,40 persen.
Pudji menjelaskan bahwa penyumbang inflasi bulanan terbesar, yaitu berasal dari kelomopok makanan minuman dan tembakau sebesar 0,48 persen yang menyumbang 0,13 persen terhadap inflasi.
Tinggi inflasi kelompok tersebut teredam oleh deflasi yang terjadi dari kelompok pakaian dan alas kaki, serta transportasi.
Sementara komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar, yaitu bawang merah dan daging ayam ras dengan andil sebesar 0,03 persen, ikan segar, telur ayam ras, rokok kretek filter dan bawang putih dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan angka inflasi dari tahun ke tahun (year-on-year) menjadi 4 persen jika dibandingkan dengan Mei 2022. “Inflasi Mei 2023 secara bulan ke bulan lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,33 persen, dan lebih rendah dari inflasi di bulan yang sama di tahun lalu yang sebesar 0,40 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, Senin (5/6/2023).
Menurut Pudji, pihaknya tidak bisa mengindikasikan bahwa penurunan inflasi ini disebabkan karena daya beli masyarakat yang turun. Karena penurunan permintaan hanya terjadi khususnya pada barang-barang manufaktur.
“Kita tidak bisa menyatakan indikasi melemahnya daya beli, kita bisa lihat ini karena sudah bekurangnya permintaan pasca Ramadan khususnya pada barang-barang hasil industri manufaktur,” kata Pudji.
Adapun komponen yang mengalami permintaan yang tinggi ialah komponen harga bergejolak, yaitu bahan makanan dan minuman serta makanan dan minuman jadi.
“Ini terjadi karena mulai banyaknya kegiatan sosial seperti hajatan, pesta serta darma wisata jadi permintaan makanan jadi tinggi,” jelasnya.
Rendahnya inflasi Mei 2023, ini diredam oleh harga kelompok pakaian dan alas kaki serta transportasi. Pudji menyebut komoditas angkutan udara mengalami deflasi sebesar 0,06 persen.