MarketNews.id Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal pertama 2023 masih terus tumbuh positif. Sektor manufaktur dan perdagangan termasuk sub sektor tanaman perkebunan tumbuh hingga 4,7 persen sejalan dengan tingginya permintaan komoditas sawit. Sementara sektor pertambangan tumbuh sekitar 4,9 persen di saat moderasi harga komoditas global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari sisi produksi sektor manufaktur dan perdagangan menjadi kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023. Kendati demikian, sektor-sektor unggulan tetap tumbuh positif, termasuk sektor primer.
Sektor pertanian tumbuh relatif moderat sebesar 0,3 persen (yoy), salah satunya disebabkan oleh pergeseran masa panen ke triwulan II akibat perubahan cuaca.”Sementara itu, sub-sektor tanaman perkebunan tumbuh sebesar 4,7 persen sejalan dengan tingginya permintaan komoditas sawit,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Jumat 5 Mei 2023. Sektor pertambangan masih tumbuh kuat sebesar 4,9% di tengah moderasi harga komoditas global.
“Perekonomian nasional terus menunjukkan resiliensi, baik dari sisi konsumsi maupun produksi. Bahkan di saat harga komoditas termoderasi dan mulai menurun, sektor pertambangan Indonesia tetap dapat tumbuh sebesar 4,9 persen,” lanjut Sri Mulyani.
Sektor manufaktur tumbuh sebesar 4,4 persen (yoy) ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik menjelang bulan Ramadan dan tingginya permintaan atas komoditas hilirisasi seperti CPO dan olahan mineral. Pertumbuhan sub-sektor pengolahan makanan dan minuman serta pengolahan logam dasar tumbuh masing-masing sebesar 5,3 persen dan 15,5 persen pada triwulan I 2023.
Sejalan dengan pertumbuhan sektor manufaktur yang cukup kuat, sektor perdagangan juga tumbuh tinggi sebesar 4,9 persen, terutama didorong oleh pertumbuhan perdagangan otomotif sebesar 6,9 persen.Sementara itu, sektor alat angkutan mampu tumbuh signifikan sebesar 17,3 persen, didorong oleh peningkatan permintaan kendaraan baru menjelang hari raya idulfitri serta peningkatan produksi kendaraan bermotor listrik.
Bersamaan dengan itu, sektor penunjang pariwisata melanjutkan pemulihan yang kuat dan kembali tumbuh dua digit di triwulan I. Sektor transportasi dan akomodasi masing-masing tumbuh sebesar 15,9 persen dan 11,6 persen (yoy). Arus pariwisata terutama mancanegara terus masuk dengan kuat ke dalam negeri.
Rata-rata level kunjungan turis asing terus naik di triwulan I mencapai 750 ribu per bulan dan mulai mendekati tingkat kunjungan prapandemi (1,2 juta). Relaksasi pembatasan sosial di dunia, terutama relaksasi restriksi mobilisasi di Tiongkok, mendorong keberlanjutan pemulihan sektor ini.
“Selain itu, penyelenggaraan gelaran baik level nasional maupun internasional juga mendorong daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata,” ucap Sri Mulyani.
Secara spasial, tren pertumbuhan positif juga terjadi di semua kawasan. Pulau Jawa sebagai kontributor utama perekonomian, tumbuh relatif kuat di level 5 persen (yoy). Aktivitas sektor manufaktur dan jasa yang terus meningkat menopang pertumbuhan ekonomi pada kawasan ini.
Sementara itu, pengembangan industri hilirisasi SDA menjadi faktor utama bagi pertumbuhan kawasan Sulawesi yang tumbuh 7 persen. Pembangunan ekonomi di Kalimantan, termasuk pembangunan IKN Nusantara, turut mendorong pertumbuhan di kawasan tersebut yang tercatat sebesar 5,8 persen.