MarketNews.id Setelah alami suspensi perdagangan saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) selama 24 bulan atau dua tahun, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menghapus pencatatan saham SRIL alias delisting. Konsekwensi dari delisting ini tentunya akan membuat manajemen semakin sibuk. Bila selama dua tahun ini perseroan sibuk bernegosiasi dengan kreditur, kini urusan mereka akan semakin rumit untuk menyelesaikan dengan pemegang saham publik.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan, saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berpotensi untuk dihapus dari pencatatan di Bursa (delisting), lantaran saham perusahaan tekstil ini akan genap mengalami penghentian sementara (suspensi) selama dua tahun pada 18 Mei 2023.
Berdasarkan pengumuman BEI yang dipublikasi di Jakarta, Rabu 17 Mei 2023, SRIL terkena sanksi suspensi sejak 18 Mei 2021. Bursa dapat menghapus pencatatan saham Perusahaan Tercatat apabila mengalami suspensi di pasar reguler dan pasar tunai atau hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir (Ketentuan III.3.1.2).
“Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka masa suspensi saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (Perseroan) telah mencapai 24 bulan pada 18 Mei 2023,” demikian disampaikan dalam Pengumuman Bursa yang ditandatangani Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI, Goklas Tambunan di Jakarta, Rabu, 17 Mei 2023.
Per 30 April 2023, kepemilikan publik di SRIL mencapai 39,89 persen, sedangkan PT Huddleston Indonesia sebagai pemegang saham pengendali (PSP) menguasai 59,03 persen. Sementara itu, Iwan Kurniawan dan Iwan Setiawan masing-masing memiliki 0,53 persen. Sedangkan Vonny Imelda Lukminto, Margaret Imelda dan Lenny Imelda Lukminto masing-masing sebesar 0,1 persen.
Adapun susunan Dewan Komisaris dan Direksi SRIL berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPS -LB) yang diselenggarakan pada 17 Maret 2023, adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Iwan Setiawan
Komisaris: Megawati
Komisaris Independen: Liem Konstantinus
Direksi
Direktur Utama: Iwan Kurniawan Lukminto
Direktur: Mira Christina Setiady
Direktur: Welly Salam
Direktur: Supartodi
Direktur Independen: Regina Lestari Busono
Direktur: Karunakaran Ramamoorthy
Direktur: Sandeep Kr Gautam
Direktur: Teo Khek Thuan
Kepemilikan saham publik nyaris 40 persen akan jadi pekerjaan tambahan buat manajemen untuk mencari solusi terbaik. Sementara proses restrukturisasi tentu saat ini masih berlangsung.