MarketNews.id Indonesia termasuk negara yang memiliki PMI Manufaktur yang alami ekspansi akselerasi dengan PMI manufaktur 52,7 persen dari 52 negara yang diobservasi bersama India, Malaysia dan Vietnam. Salah satu dampak keberhasilan meningkatnya indeks PMI secara berturut-turut, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2023 mampu lebih dari 5 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, sektor manufaktur yang digambarkan dalam Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia menjadi salah satu negara yang paling ekspansif dibandingkan negara lainnya.
Sri Mulyani mengatakan, suku bunga acuan dari bank sentral yang cukup tinggi di berbagai negara berdampak terhadap pelemahan ekonomi masing-masing negara. Kondisi ini yang terlihat dari PMI Manufaktur secara global selama 8 bulan berturut-turut yang mengalami kontraksi.
“Mayoritas 52 negara yang diobservasi, semua menunjukkan kontraksi seperti Jepang, Tiongkok, Vietnam, Eropa, Italia, Brazil, dan Korea Selatan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi April secara virtual, Senin 22 Mei 2023.
Sementara itu, hanya 13 persen dari negara yang diobservasi mengalami ekspansi, dengan PMI di atas 50 namun melambat seperti di Rusia, Singapura, dan Filipina.
Selanjutnya ada 34,8 persen negara yang PMI Manufakturnya mengalami ekspansi-akselerasi. Indonesia termasuk salah satu negara yang mengalami ekspansi dengan PMI Manufaktur sebesar 52,7
“Indonesia resilient terhadap kenaikan suku bunga yang tinggi dan kita masih bertahan, ini hal positif. Konfirmasinya terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03 persen (yoy),” kataSri Mulyani.
Dibandingkan dengan negara Asia lainnya, PMI Manufaktur Indonesia menempati posisi kedua terbesar setelah India; PMI India 57,2, Indonesia 52,7, Malaysia 48,8, dan Vietnam 46,7.