Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) Lepas 7.997,6 Miliar Saham Dengan Harga Rp1. 250 Per Saham

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) Lepas 7.997,6 Miliar Saham Dengan Harga Rp1. 250 Per Saham

MarketNews.id Dalam waktu hampir bersamaan emiten baru segera menggelar hajat mereka untuk menjual saham ke publik. Jumlah saham yang ditawarkanpun dalam jumlah jumbo dan dana yang bakal diraih pun dalam jumlah yang jumbo pula.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) mulai hari ini 5 April hingga 10 April 2023 melaksanakan penawaran saham sebanyak 7.997.600.000 lembar dengan harga Rp1. 250 per saham. dan akan mencatatkan sahamnya pada 12 April mendatang.

Sebelumnya PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) melepas 11 miliar saham diharga sekitar Rp790 per saham dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 9,62 triliun dan perkiraan pencatatan pertengahan April 2023. Setidaknya, hingga pertengahan April ini dua emiten jumbo segera hadir dengan sarapan dana dari publik sekitar Rp 20 Triliun. Mampukah pasar menyerapnya.

PT Trimegah Bangun Persada Tbk ( NCKL ) berharap bisa meraup Rp10 triliun dari pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), setelah menetapkan harga penawaran umum senilai Rp1.250 per lembar.

Berdasarkan Prospektus IPO NCKL yang dikutip di Jakarta, Rabu 5 April 2023, pada rencana aksi korporasi ini perseroan menawarkan saham baru ke publik sebanyak 7.997.600.000 lembar bernilai nominal Rp100 per lembar atau setara 12,67 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Dengan penetapan harga offering senilai Rp1.250 per saham, maka NCKL berharap bisa meraup dana masyarakat Rp9,997 triliun. Perlu diketahui, pelaksanaan offering berlangsung mulai hari ini sampai 10 April 2023 dan pencatatan perdana saham di BEI diagendakan pada 12 April 2023.

Hampir separuh dana hasil IPO akan digunakan buat bayar utang. Rencananya, 42,8 persen dari dana hasil IPO ini akan dimanfaatkan NCKL untuk membayar utang. Mengutip Prospektus IPO, sebesar 8,4 persen akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya (HJR) dan 9,4 persen untuk pembayaran seluruh utang kepada pemegang saham pengendali BBCA, yakni PT Dwimuria Investama Andalan.

Selanjutnya, 23,6 persen dari dana IPO akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada OCBC Limited dan PT Bank OCBC NISPTbk (NISP). Lalu, 1,4 persen untuk pembayaran seluruh utang outstanding Fasilitas Term Loan 1 dan Fasilitas Term Loan 3 kepada NISP.

Sementara itu, 50,4 persen dari dana hasil IPO akan digunakan untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi, yang selanjutnya disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman. Sedangkan, sisa dana hasil IPO akan dimanfaatkan NCKL sebagai dana belanja modal (capex).

Per 30 November 2022, total liabilitas NCKL mencapai Rp19,62 triliun atau melonjak 71,2 persen per 31 Desember 2021, yakni Rp11,46 triliun. Adapun jumlah liabilitas jangka pendek per 30 November 2022 sebesar Rp9,47 triliun atau membengkak 8,85 persen dibanding per 31 Desember 2021.

Bahkan, jumlah liabilitas jangka pendek NCKL per 30 November 2022 tercatat meroket hingga 267,75 persen menjadi Rp10,15 triliun dari posisi per 31 Desember 2021 senilai Rp2,76 triliun.

Nah, mampukah kedua emiten baru ini menjual seluruh sahamnya kepada publik mengingat kedua emiten ini menjualan sahamnya diwaktu yang hampir bersamaan. Investor, tentunya akan menghitung ulang kalkulasi meraka mana diantara dua emiten yang baru masuk ini memberikan prospek yang lebih baik.

Check Also

Sri Mulyani : Defisit APBN 2024, Lebih Kecil Dari Prediksi Awal, Bekal Kuat 2025

MarketNews.id- Menteri Keuangan RI,  Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan APBN 2024 ditutup dengan jauh lebih baik …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *